REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia. Konsultasi ini akan digelar pada awal Mei 2018.
Hal ini disampaikan Menag Lukman saat memberikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-50 UIN Sunan Gunung Djati di Bandung. “Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang wasatiyah Islam ini akan dihadiri tidak kurang dari 50-an delegasi Muslim dunia. Mereka akan duduk bersama merumuskan konsep peradaban dunia dan implementasinya, dengan terutama belajar dari kehidupan keagamaan di Indonesia,” kata Lukman di Bandung, Selasa (10/4).
Menurut Lukman, event ini menjadi kesempatan bagi bangsa untuk secara pro aktif mempromosikan DNA keagamaan Muslim Indonesia yang lebih moderat, toleran, dan mampu berdialog dengan keragaman, baik keragaman etnis, budaya, agama, bahasa, aksara, serta keragaman lainnya. Peradaban dan artefak tertulis yang kita miliki sejak berabad-abad lamanya secara gamblang menceritakan itu semua.
“Di hadapan saudara-saudara Muslim kita di seluruh dunia, kita harus memiliki kepercayaan diri sebagai Muslim Indonesia yang teguh dengan keyakinan dan ajaran-ajaran dasar dalam Islam, tapi juga bangga dengan budaya, peradaban, dan kearifan lokal kita sendiri. Kita tetap bisa menjadi Muslim yang baik, tanpa harus menanggalkan identitas dan jatidiri kebudayaan kita sebagai bangsa Indonesia,” tandasnya.
Sidang Senat Terbuka UIN Sunan Gunung Djati Bandung dibuka oleh Ketua Senat Prof Nanat Fatah Natsir. Sidang ini diikuti oleh Rektor UIN Bandung Prof Mahmud, para guru besar, serta dosen dan ratusan sivitas akademika UIN Sunan Gunung Djati yang memadati Aula Anwar Musadad.
IAIN Bandung berdiri pada 8 April 1968. IAIN kemudian bertransformasi menjadi UIN pada 10 Oktober 2005. Sejak awal berdiri hingga kini, pengembangan keilmuan UIN Bandung berparadigma wahyu mandu ilmu dalam bingkai akhlakul karimah.