Selasa 10 Apr 2018 15:26 WIB

FRI Tekankan Regulasi yang Jelas Terkait Dosen Asing

Dosen asing harus diseleksi dan ada komitmen untuk tidak ada penetrasi kultur.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
Dosen/ilustrasi
Dosen/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Rektor Indonesia (FRI) menekankan, perlu ada program dan regulasi yang jelas terkait diperbolehkannya dosen asing menjadi dosen tetap di Indonesia. Jika program dan regulasinya jelas, dipastikan keberadaan dosen asing akan berdampak positif bagi perkembangan pendidikan tinggi Indonesia.

Ketua FRI Prof Dwia Aries Tina mengatakan, regulasi tersebut nantinya perlu menjamin keberadaan dosen asing mampu meningkatkan kualitas mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi negeri (PTN) atau swasta (PTS). Karena dengan adanya dosen asing, kata dia, maka dosen lokal bisa bersinergi untuk riset internasional maupun bisa meningkatkan publikasi internasional.

"Jadi misal dengan program pengembangan karakter. Maka dosen asing harus diseleksi secara baik dan ada komitmen untuk tidak ada penetrasi kultur," jelas Dwia ketika dihubungi, Selasa (10/4).

Selain itu, Dwia melanjutkan, pemerintah juga perlu memastikan dosen asing tersebut tidak menjadikan peluang ini hanya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Indonesia. Standar penggajian kepada dosen asing pun, kata Dwia, perlu dikontrol jangan sampai ada perbedaan yang jauh dengan dosen lokal.

Selain itu, pengetahuan tentang nasionalisme perlu diajarkan kepada dosen asing. Jangan sampai, dosen asing sama sekali tidak mengenal dan memahami ideologi bangsa Indonesia.

"Menurut saya, para diaspora kita yang selama ini mengajar di luar negeri juga menjadi prioritas untuk dipanggil pulang ke Indonesia," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi-Riset dan Teknologi Mohamad Nasir mengatakan, dengan adanya peraturan presiden (Perpres) terkait kemudahan kerja bagi tenaga kerja asing (TKA) maka dosen asing pun bisa mengajar secara tetap di universitas dalam negeri. Mereka tidak lagi menjadi dosen tamu yang selama ini berlaku bagi para pengajar dari luar negeri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement