Selasa 10 Apr 2018 17:15 WIB

Anis Mata Kunjungi Ponpes Penggerak Aksi Jalan Kaki 212

Bisa jalan ratusan kilometer buat demo, itu tandanya Allah sayang Indonesia.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Salah satu Capres versi PKS Anis Mata (abu-abu) dan pimpinan Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari Ciamis Jawa Barat KH Nonop Hanafi (biru) berjalan bersama menuju panggung saat akan mengisi materi di ponpes itu, Selasa (10/4).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Salah satu Capres versi PKS Anis Mata (abu-abu) dan pimpinan Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari Ciamis Jawa Barat KH Nonop Hanafi (biru) berjalan bersama menuju panggung saat akan mengisi materi di ponpes itu, Selasa (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Salah satu Calon Presiden versi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Mata mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari Kabupaten Ciamis Jawa Barat, Selasa (10/4). Ponpes tersebut terkenal karena menjadi penggerak aksi jalan kali pada gerakan 212 lalu.

Anis mengaku, sering mendapat pertanyaan dari rekan-rekannya di Eropa dan Afrika mengenai aksi jalan kaki yang fenomenal itu. Rekan-rekannya itu, kata dia, penasaran mengapa aksi jalan kaki bisa terjadi menempuh rute berkilo-kilometer. Menurutnya, aksi jalan kaki bisa terjadi atas izin Allah.

"Bisa jalan ratusan kilometer buat demo, itu tandanya Allah sayang Indonesia. Orang-orang enggak percaya demo sebesar 411, 212. Orang-orang di Eropa dan Afrika nanyain itu," katanya di hadapan ratusan santri.

Dia menilai, ponpes layak menjadi elemen dalam jihad. Sebab, dia ingin mengembalikan cara berpolitik sebagaimana diajarkan Alquran. Menurutnya, ranah politik ini belum sering dijamah oleh kelompok Muslim itu sendiri.

"Ponpes jadi simbol jihad politik. Saya ingin kembali pada Alquran untuk menginspirasi bagaimana mengelola kehidupan politik karena jarang disentuh muslimin," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Ponpes Miftahul Huda 2 Bayasari KH Nonop Hanafi mengapresiasi kedatangan Anis Mata. Sebab, belum pernah ada pejabat tinggi negara atau tokoh nasional yang datang selain dari unsur PKS.

"Bersyukur ada tokoh datang kesini. Pernah ada juga Aher (Ahmad Heryawan). Kalau tokoh lain belum pernah ada datang," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement