Selasa 10 Apr 2018 20:17 WIB

Pemkab Tangerang Prihatin Sungai Cisadane Penuh Sampah

Pemkab Tangerang sudah berupaya mengeruk sampah, tetapi perlu partisipasi warga.

Penarik eretan membawa pelanggannya menyeberangi Sungai Cisadane. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Penarik eretan membawa pelanggannya menyeberangi Sungai Cisadane. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, prihatin karena belakangan ini kondisi Sungai Cisadane dipenuhi sampah. Terutama di Kecamatan Sepatan dan Pakuhaji ketika musim hujan.

"Kami sudah berupaya untuk mengeruk sampah di sungai, tetapi ini tidak hanya tugas semata pemerintah daerah. Diharapkan partisipasi warga," kata Kepala DLHK Pemkab Tangerang, Syaifullah di Tangerang, Selasa (10/4).

Syaifullah mengatakan belakangan ini sungai tidak hanya penuh sampah tapi juga pencemaran akibat pengelola pabrik membuang limbah. Menurut dia, menjaga lingkungan merupakan tugas bersama.

Dia menerangkan tugas itu tidak boleh hanya dibebankan kepada pemerintah, tetapi juga warga sebagai pengawas. Dia mengatakan warga harus dapat mencegah ada pihak yang membuang sampah atau limbah ke sungai.

Dia mengatakan warga harus peduli lingkungan. Jangan hanya berteriak kalau sungai penuh sampah karena berdampak banjir, tetapi lupa membuang sampah sembarangan apalagi ke sungai.

DLHK Kabupaten Tangerang berharap agar warga berperan aktif untuk melaporkan ada pihak yang merusak lingkungan dan membuang sampah. Padahal, petugas berupaya mengeruk sampah sungai, terutama di Kecamatan Teluknaga mengunakan alat berat demi menghindari banjir.

Pekan lalu petugas telah mengangkut sebanyak 130 ton sampah dari Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga dan Kosambi karena menyumbat aliran sungai. Upaya tersebut karena antisipasi musim hujan berdampak terhadap perumahan warga sekitar bantaran kali terendam akibat luapan Sungai Cisadane.

Bahkan banjir kerap menghantam hamparan lahan pertanian produktif penduduk setempat serta pemukiman warga. Penyebab banjir karena tumpukan sampah yang menghambat alur air dari hulu sehingga tidak lancar ke muara menyebabkan terjadi luberan ke pemukiman.

Sebelumnya, volume sampah dari 29 kecamatan sebanyak 1.200 hingga 1.500 ton setiap hari, maka hanya mampu diangkut sekitar 70-80 persen. Untuk mengatasi itu, DLHK Kabupaten Tangerang melakukan pengelolaan sampah pada beberapa kecamatan agar dapat dijadikan kompos dan sebagian diolah oleh perusahaan swasta. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement