Selasa 10 Apr 2018 20:24 WIB

Tempat Karaoke di Parangkusumo Resahkan Warga

Pihak pengelola selalu kucing-kucingan jika ada patroli dari Satpol PP

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Salah satu tempat karaoke di kawasan Parangkusumo, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY, yang meresahkan warga.
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah
Salah satu tempat karaoke di kawasan Parangkusumo, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY, yang meresahkan warga.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Tempat karaoke di kawasan Parangkusumo, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY, nekat tetap buka meskipun telah berkali-kali ditutup oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Hal itu pun menimbulkan keresahan bagi warga setempat.

Subarkah, salah seorang warga Desa Parangtritis, mengungkapkan keprihatinannya karena tempat karaoke yang sering dijadikan sarang prostitusi tersebut masih tetap beroperasi sampai saat ini. "Hal yang seperti itu seharusnya dihilangkan karena menimbulkan keresahan bagi warga. Selain itu, dampaknya juga buruk bagi generasi muda," ujar Subarkah kepada Republika, Selasa (10/4).

Ia mengaku heran karena sepengetahuannya tempat karaoke di kawasan tersebut sudah sering ditutup Satpol PP. Akan tetapi, hingga hari ini masih saja tetap nekat dibuka. "Sepengetahuan saya akhir tahun lalu sudah ditutup karena sempat terjadi kericuhan. Namun entah mengapa sekarang bisa buka lagi," ujar pengusaha tour & travel itu.  

Salah satu pengelola tempat karaoke, Winarsih mengatakan, tempat karaoke yang ia kelola memang sempat tutup pada November tahun lalu. Penutupan itu dilakukan terkait adanya keresahan dari masyarakat di sekitar Desa Parangtritis.

“Namun sebagian pengelola curi-curi kesempatan untuk kembali buka pada libur tahun baru 2018,” kata Winarsih. Setelah itu, beberapa pengelola lain pun ikut untuk mulai kembali membuka pundi-pundi ekonomi di dunia tarik suara dalam bilik tersebut hingga saat ini.

Ia mengaku, sejak awal tahun hingga saat ini pihaknya selalu kucing-kucingan jika ada patroli dari Satpol PP. Oleh karena itu, saat siang hari sebagian besar pengelola tidak melakukan kegiatan secara menonjol. Berdasar pantauan, saat siang hari hampir semua pintu tempat karaoke tertutup rapat. Namun, tak berarti mereka menolak tamu yang datang mencari hiburan.

Meskipun terlihat sepi, namun di beberapa ruang karaoke terdengar suara musik yang cukup keras. Di balik ruang itu pun terdengar suara merdu dari biduan pemandu lagu lengkap dengan suara nyanyian dari tamu karaoke yang mayoritas pria. Sedangkan di tempat karaoke lain di lingkungan tersebut, terlihat beberapa wanita pemandu lagu yang mondar-mandir mengambil minuman. 

Namun, tak satupun dari wanita itu yang berani menunggu calon pelanggan di teras tempat karaoke. Menurut Winarsih, para pemandu lagu hanya berani menampakkan batang hidung di muka umum saat hari mulai gelap hingga dini hari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement