REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah mengundang Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) ke Douma. Hal itu untuk menyelidiki tuduhan serangan kimia di kota Ghouta timur Douma.
Senjata kimia diduga digunakan untuk menyerang pada Sabtu malam (7/4). Menurut Persatuan Organisasi Perawatan Medis serangan itu menewaskan sedikitnya 60 orang, dengan lebih dari 1.000 terluka.
Pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, membantah terlibat dalam serangan semacam itu. "Suriah ingin bekerjasama dengan OPCW untuk mengungkap kebenaran di balik tuduhan," kata kantor berita SANA, mengutip sumber resmi di Kementerian Luar Negeri.
Pada Senin (9/4), Rusia dan Suriah menawarkan untuk membawa penyelidik OPCW ke Douma. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB.
Dalam pernyataan Selasa (10/4), pemerintah mengatakan siap menawarkan semua bantuan yang diperlukan untuk membantu OPCW dalam menyelesaikan tugasnya.
"Ini juga menyerukan misi untuk beroperasi dengan cara transparan dan bergantung pada bukti yang kuat dan kredibel," kata pernyataan yang dikutip oleh media pemerintah.