REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Narkotika Nasional Kota Tasikmalaya berencana melanjutkan tes urin terhadap pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya. Penyebabnya belum semua PNS mengikuti tes urin pada Senin (9/4) lalu.
Berdasarkan pendataan BNN, jumlah PNS yang belum mengikuti tes urin mencapai lebih dari seratus. Sebab jumlah PNS yang baru dites urine hanya 291 orang dari total 400 unit alat tes urin.
"Hasil tes urin dadakan kemarin tidak dilakukan terhadap semua PNS karena kami hanya mengambil sampel. Tapi ke depan tidak menutup kemungkinan kami akan melakukan tes lagi kepada para PNS," kata Kepala BNN Kota Tasik Tuteng Budiman, Rabu (11/4).
Menurutnya, tes urin memang perlu dilakukan kembali agar semua PNS benar-benar membuktikan diri bebas dari narkoba. Apalagi lewat hasil tes urin lalu didapati kandungan psikotropika dalam tubuh lima orang PNS. Kandungan ini ditemukan dalam jenis benzodiazepine yang merupakan psikotropika golongan I. Beruntung para PNS itu bisa membuktikan tengah mengonsumsi obat.
"Ada lima orang yang setelah periksa positif terdapat kandungan benzo. Tapi itu mereka memang sedang dalam masa pengobatan dan berdasarkan anjuran resep dokter. Jadi itu tidak masalah," ujarnya.
Ia mengingatkan tujuan tes urin merupakan bentuk pencegahan terhadap penggunaan narkoba dan jenis obat-obatan terlarang lainnya. Sehingga kalau ditemukan kandungan narkoba atau obat-obatan terlarang dalam tubuh PNS, maka temuan itu akan ditindaklanjuti.
"Memang komitmen kami untuk melakukan pemberantasan narkoba, maka tes-tes urin seperti ini skan kami lanjutkan ke depan. Kami disini ingin mewujudkan Kota Tasik yang aman, bebas dari narkoba," tegasnya.