REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Mariah Carey mengungkapkan untuk pertama kalinya pertarungannya dengan gangguan bipolar. Ketika pertama kali didiagnosis pada 2001 (saat ia dirawat di rumah sakit karena drop secara fisik dan mental), dia masih tidak percaya.
Penyanyi tersebut baru beberapa tahun belakangan mencoba mencari pertolongan. Itu pun terjadi karena dia mengalami beberapa tahun yang sangat menyulitkan.
"Sampai saat ini saya hidup dalam penyangkalan dan isolasi dan dalam ketakutan yang terus-menerus seseorang akan mengekspos saya," ujar perempuan berusia 48 tahun dikutip dari People, Kamis (12/4).
Masalah bipolar ini awalnya diduga merupakan masalah gangguan tidur yang parah. Namun, setelah diperiksa dia tidak mengalami insomnia, justru dia lebih banyak merasakan khawatir.
"Saya akan merasa sangat kesepian dan sedih, bahkan merasa bersalah karena saya tidak melakukan apa yang perlu saya lakukan untuk karier saya," kata Carey.
Memiliki masalah bipolar, diakui Carey, merupakan beban yang sangat berat dan tidak bisa terus ada di dalamnya. Untuk itu, dia memilih menerima perawatan dan pengobatan sehingga ada hasil positif yang didapatkan, terutama untuk melakukan hal yang digemarinya, seperti menulis lagu dan membuat musik.
Pelantun "Without You" itu sampai saat ini pun masih melakukan terapi dan konsumsi obat untuk gangguan bipolar II. Masalah tersebut melibatkan pula masalah depresi dan hypomania.
"Saya benar-benar minum obat yang tampaknya cukup bagus. Itu tidak membuat saya merasa terlalu lelah atau lamban atau hal seperti itu. Menemukan keseimbangan yang tepat adalah yang paling penting," kata Carey.
Saat ini Carey mengaku merasa lebih baik dan nyaman untuk mendiskusikan gangguan bipolar II. Dia berharap nantinya stigma negatif bagi penyandang gangguan yang dialaminya dapat dicabut dari masyarakat sehingga mereka tidak perlu merasa sendirian.