Kamis 12 Apr 2018 10:16 WIB

Tim Keamanan AS Segera Ambil Tindakan Terhadap Suriah

AS menganggap Suriah dan Rusia bertanggung jawab atas serangan senjata kimia

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Seorang anak dan pria memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di  Douma, Ghouta Timur, Damascus, Syria, pada 25 Februari 2018.
Foto: Bassam Khabieh/Reuters
Seorang anak dan pria memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di Douma, Ghouta Timur, Damascus, Syria, pada 25 Februari 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tim keamanan nasional Presiden Donald Trump telah bertemu untuk membahas tanggapan Amerika Serikat (AS) terhadap penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah pada rakyatnya sendiri. Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan belum ada keputusan apakah akan menyerang Suriah meskipun cicitan Trump Rabu (11/4) pagi mengancam akan menembakkan rudal.

Sanders menyebutkan Wakil Presiden Mike Pence yang memimpin pertemuan pada Rabu (11/4) sore tersebut. Menurutnya AS dengan yakin menyalahkan pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia atas serangan mematikan pada Sabtu (7/4) di Douma. Aktivis oposisi dan tim penyelamat mengatakan sedikitnya 40 orang tewas.

"Presiden menganggap Suriah dan Rusia bertanggung jawab atas serangan senjata kimia ini," katanya.

Namun seorang juru bicara Kremlin mengatakan klaim-klaim serangan senjata kimia itu telah 'dibuat.'"Klaim serangan kimia dibuat dan tidak bisa dijadikan alasan untuk tindakan yang memaksa," katanya.

Adapun seorang anggota parlemen Rusia telah memperingatkan AS bahwa Moskow akan melihat serangan udara di Suriah sebagai kejahatan perang. Dia mengatakan itu bisa memicu bentrokan militer langsung.

Seorang anggota parlemen senior Rusia mengatakan peringatan di Twitter oleh Trump tentang serangan rudal yang akan segera terjadi mencerminkan pendekatan yang berbahaya terhadap situasi kritis.

Kepala komite urusan luar negeri di majelis tinggi parlemen Rusia Konstantin Kosachev, mengatakan "benar-benar menakutkan untuk berpikir orang-orang seperti apa yang mengendalikan persenjataan militer terbesar yang pernah ada di planet ini."

Trump mengatakan pada Rabu bahwa rudal akan datang sebagai tanggapan terhadap serangan kimia yang diduga dilakukan oleh Suriah. "Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, baik dan baru dan 'pintar!'" ujar Trump di Twitter.

Sebelumnya, juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan di televisi bahwa "kami tidak berpartisipasi dalam diplomasi Twitter." Dia menambahkan bahwa "penting untuk tidak melakukan langkah apa pun yang lebih lanjut dapat mengacaukan situasi yang sudah rapuh."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharovamenanggapi Trump di Facebook. Dia mengatakan rudal akan menghancurkan semua bukti serangan itu. "Rudal harus terbang ke arah teroris, bukan pemerintah yang sah yang telah memerangi terorisme internasional di wilayahnya selama beberapa tahun," katanya dalam pernyataan yang ditulis di Facebook.

Sementara itu, pejabat pemerintah Trump telah berdiskusi dengan para pejabat Prancis dan Inggris. Pembicaraan itu mengenai kemungkinan tanggapan militer bersama terhadap dugaan serangan gas beracun Suriah.Pejabat AS mengatakan bahwa sekutu telah mempertimbangkan untuk meluncurkan serangan militer sedini akhir pekan ini.

Seperti diketahui, di masa lalu Trump telah bersumpah untuk membela Presiden Suriah Bashar Assad.Trump menyatakan bahwa dia memiliki sedikit keraguan bahwa pasukan pemerintah Suriah harus disalahkan atas apa yang dikatakannya sebagai serangan kimia. Tetapi baik dia maupun pejabat pemerintah lainnya telah menghasilkan bukti kuat. Meskipun Suriah terus membantah tuduhan itu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement