Kamis 12 Apr 2018 14:00 WIB

Bank Banten Fokus Penyaluran Kredit Sektor Produktif

Penyaluran kredit produktif diharapkan bisa menambah penyerapan anggaran pemerintah.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Provinsi Banten Tbk fokus pada penyaluran kredit produktif tahun ini. Hal itu untuk mendorong penyerapan anggaran Pemerintah Provinsi Banten.

 

Sekretaris Perusahaan Bank Banten, M Emil Pense, mengatakan, dalam meningkatkan fungsi intermediasi dan mendorong pembangunan daerah, Perseroan memfokuskan penyaluran kredit kepada sektor produktif.

 

"Dengan menyalurkan kredit produktif diharapkan dapat menambah penyerapan anggaran pemerintah pada sektor riil terutama infrastruktur yang menjadi kebutuhan utama masyarakat terutama di wilayahBanten," jelasnya melalui siaran pers, Rabu (11/4).

Emil menyatakan, kinerja keuangan Bank Banten pada 2017 menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan yang berkelanjutan serta strategi perusahaan untuk pengembangan bisnis merupakan arahan dan kebijakan Direksi Bank Banten untuk perbaikan kinerja Bank Banten.

Pertumbuhan Kredit meningkat sebesar 56,32 persen (yoy) dari Rp 3,27 triliun pada 2016 menjadi Rp 5,11 triliun pada 2017. "Pertumbuhan kredit tersebut dihasilkan dari pengembangan bisnis baru yaitu kredit konsumer dan kredit komersial," kata dia.

Pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 42,53 persen (yoy) dari Rp 3,90 triliun pada 2016 menjadi Rp 5,55 triliun pada 2017.

 

Baca juga, Gubernur Jabar Apresiasi Pencapaian Kinerja Bank BJB 2017.

 

Pertumbuhan Total Aset meningkat sebesar 45,85 persen (yoy) dari Rp 5,25 triliun pada 2016 menjadi Rp 7,66 triliun pada 2017 yang diperoleh dari peningkatan realisasi penyaluran kredit. Pertumbuhan aset tersebut berada di atas rata-rata perbankan nasional yang berada di angka 9,77 persen.

Perbaikan kinerja keuangan tersebut diikuti penurunan Rugi Bersih pada 2017 menjadi sebesar Rp 76,3 miliar menurun sebesar 81,17 persen (yoy) dari 2016 sebesar Rp 405,12 miliar. "Penurunan kerugian tersebut terutama karena peningkatan Pendapatan Bunga Bersih (NII), Peningkatan Pendapatan Operasional Lainnya dan Efisiensi Beban Operasional," katanya.

Ke depan, Perseroan tetap berkomitmen untuk memberikan layanan yang sejalan dengan kebutuhan nasabah. Bank Banten siap mengakomodasi kebutuhan dalam mengakses layanan perbankan yang semakin canggih.

 

Untuk melengkapi layanan perbankan yang mudah diakses nasabah, Perseroan mengembangkan Mobile Banking dan melakukan pengembangan terhadapaplikasi perbankan core banking melalui pengembangan produk.

Dari sisi pendanaan, Perseroan akan meningkatkan porsi dana murah dengan melakukan berbagai strategi untukmengoptimalisasi penghimpunan giro yang berasal dari dana APBD yang dimiliki Pemprov, Pemkot, dan Pemkab di Provinsi Banten.

Dalam meningkatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah pemerintahan/institusi, Perseroan akan mengembangkan integrated payment system seperti yang telah direalisasikan pada 2017.

 

Integrasi tersebut meliputi, e-Samsat Provinsi Banten, e-Samsat Nasional, Modul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN-G2), Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), Kerjasama PT Taspen (Persero) sebagai Mitra Layanan Taspen, SP2D Online dan lain-lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement