REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Darussalam Gontor bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri mengadakan program "Diplomat Nyantri" yang diadakan dari Kamis, 12 April hingga Senin, 16 April 2018. Program yang diinisiasi oleh Direktur Sekolah Staf Diplomat Luar Negeri (SESDILU), M. Aji Surya, ini dilaksanakan di Kampus UNIDA Gontor dan juga Pondok Modern Darussalam Gontor.
Para diplomat yang mengikuti program Diplomat Nyantri berjumlah 47 orang. Semuanya akan masuk dalam pendidikan tingkat madya (SESDILU) sehingga diharapkan dapat menyerap pengetahuan mengenai dunia pesantren dan sekaligus berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada santri.
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal mengatakan, para diplomat akan belajar mengenai pondok dengan baik dan menjadi bekal diplomasi Islam Indonesia. “Saya hanya bilang setuju dan bagus sekali. Mereka akan mengenal pondok lebih baik dan ini bisa menjadi bekal dalam diplomasi Islam Indonesia yang penuh rahmat,” ujar dia
Selama nyantri di UNIDA Gontor, para diplomat akan dibekali dengan keilmuan agama Islam yang dibawakan oleh para kiai dan ustaz. Selain itu para diplomat juga akan memberikan pengajaran kepada para mahasiswa UNIDA Gontor mengenai materi diplomasi dan berbagi pengalaman karir menjadi diplomat, seperti simulasi sidang PBB hingga membahas isu regional dan internasional.
Pelaksanaan acara akan dilaksanakan di dua tempat yaitu di Universitas Darussalam Gontor di Ponorogo bagi diplomat putra dan bagi diplomat putri berada di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri. Selama 4 hari para akan berbaur bersama para santri dalam setiap aktivitas harian.
Menurut Direktur SESDILU, M Aji Surya program diplomat nyantri dapat menjadi pilot project dan para diplomat diharapkan memahami Islam dan pesantren dalam khazanah kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan, mereka ditargetkan dapat sharing tentang diplomasi Indonesia dengan lebih dari 3.500 santri dan mahasiswa.
“Kita berharap para diplomat yang sudah pernah ditugaskan sekali dua kali di luar negeri itu bisa menjadi diplomat zaman now yang kaki dan pikirannya menapak di bumi Nusantara. Mampu menyiasati tantangan diplomasi dan menarik berbagai manfaat yang muncul secara maksimal,” kata Aji Surya.