REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Hanura, Rufinus Hutahuruk, mempertanyakan latar belakang deklarasi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Apakah memang atas kehendak Prabowo yang didesain para pemangku kepentingan Gerindra atau ada kepentingan lain.
Kecurigaan Rufinus bukan tanpa sebab. Menurut anggota komisi II DPR tersebut, deklarasi Prabowo yang dilakukan setelah pertemuan dengan Luhut Panjaitan pada pekan lalu patut dipertanyakan kembali.
"Tidak lama setelah itu, langsung Rakornas dan tertutup pula. Itu patut dipertanyakan," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (12/4).
Rufinus tak menampik, deklarasi Prabowo membuktikan demokrasi di Indonesia berjalan baik. Tapi, di sisi lain, ada kemungkinan deklarasi ini menjadi desain untuk menunjukkan bahwa seakan-akan ada petarung selain Jokowi.
Artinya, ada sebuah skenario intervensi dari para pemangku kepentingan yang ingin mencari panggung pertarungan. Tapi, apabila memang ingin bertanding secara nyata, Rufinus tetap optimistis posisi Jokowi tetap berada di atas angin.
Sebab, secara rasional, berbagai lembaga survei telah memperlihatkan bahwa Jokowi memiliki elektabilitas tinggi, terutama ketika berhadapan dengan Prabowo. "Kemungkinan itu bisa berubah apabila ada nama lain seperti Anies Baswedan atau AHY," tuturnya.
Sebelumnya, pada Rabu (11/4), Partai Gerindra mengumumkan hasil rapat koordinasi nasional (rakornas) yang menyimpulkan pemberian mandat bagi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk maju sebagai capres dalam Pilpres 2019. Prabowo menyatakan siap menerima mandat yang diberikan tersebut.