Jumat 13 Apr 2018 08:34 WIB

Masyarakat Asmat Beri Nama Adat ke Jokowi

Nama adat untuk Jokowi yakni Kambepit

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi memanggil Gubernur Papua, Bupati Asmat dan Bupati Nduga membahas penanganan masalah kesehatan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/1).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Jokowi memanggil Gubernur Papua, Bupati Asmat dan Bupati Nduga membahas penanganan masalah kesehatan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan gelar adat dari masyarakat adat Papua yang secara simbolis ditandai dengan penyerahan kayuh perahu dan noken. Pemberian nama adat ini dilakukan saat Presiden tiba di Helipad kawasan pelabuhan Laut Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (12/4).

Dikutip dari siaran resmi Istana, Presiden diberi nama adat yang telah diputuskan dalam Musyawarah Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Asmat, yaitu Kambepit.

Kambepit adalah nama Panglima Perang Asmat yang berasal dari rumpun Bismania. Bagi Suku Asmat, Panglima Perang Kambepit adalah pemimpin pemberani dan visioner yang memimpin Suku Asmat memasuki era perubahan dimana masyarakat Suku Asmat mengenal peradaban modern seperti sekarang ini.

Dengan pemberian nama Kambepit dan gelar adat sebagai Panglima Perang kepada Presiden Joko Widodo, masyarakat adat Asmat menginginkan agar Presiden Joko Widodo bisa menjadi Panglima Kambepit di masa kini yang memimpin mereka menuju era perubahan dan masa depan yang lebih baik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement