REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mujahid, menegaskan bahwa Prabowo Subianto adalah mantan TNI yang sangat demokrat dan selalu kerja atas dasar hukum, legalitas, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai agama. Menurut Sodik, Prabowo mendengar langsung aspirasi dari seluruh jajaran Gerindra walau tugas dan amanah tersebut sudah diberikan bulan oktober 2017 lalu.
"Amanah (calon presiden) itu sebetulnya sudah pernah diberikan pada Oktober tahun lalu. Tapi Prabowo ingin mendengar langsung aspirasi dari kader-kader Partai Gerindra," ungkap Sodik Mujahid, saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (13/4).
Kemudian setelah yakin, Prabowo menyampaikan sebagai keturunan pejuang dan sebagai pejuang, ia pantang untuk mundur dari gelanggang perjuangan. Itu dilakukannya, kata Sodik, demi rakyat dan selama Allah masih memberinya kesempatan untuk bernapas.
"Kepercayaan dan amanah seluruh kader Gerindra akan disampaikan dan dibicarakan dengan partai koalisi karena tidak cukup kursi untuk maju sendiri," tambahnya.
Sebelumnya, Prabowo diberikan mandat sebagai bakal capres untuk Pilpres 2019. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Jawa Barat, Rabu (11/4) lalu. Dalam pidatonya Prabowo menegaskan bahwa dia siap maju sebagai capres.
"Dengan segala tenaga saya, dengan segala jiwa dan raga saya, seandainya Partai Gerindra memerintahkan saya untuk maju dalam pemilihan presiden yang akan datang, saya siap melaksanakan tugas tersebut," tegas Prabowo dalam pidatonya di Rakornas.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyinggung pihak-pihak yang mengatakan dirinya galau, ragu-ragu, pesimistis, dan sebagainya. Prabowo mengatakan sindiran tersebut tidak perlu dijawab.
"Saya adalah pemegang mandat, saya adalah pejuang Partai Gerindra. Selama saya diberi kekuatan oleh yang Maha Kuasa, saya masih bisa berjuang, dan selama saya dipercaya oleh Partai Gerindra kepada saya, akan saya jalankan," terang Prabowo.