REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra resmi mengusung Prabowo Subianto, sebagai bakal calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Jawa Barat, Rabu (11/4) lalu.
Namun ada pihak yang meragukan keputusan Prabowo maju bakal terkendala logistik yang tidak sedikit. Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani membantah Prabowo akan terkendala persoalan logistik.
Kemudian Gerindra juga akan mendukung penuh Prabowo. Apalagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memberikan sinyal untuk berkoalisi.
"Faktor logistik dalam pencapresan bukan menjadi hal yang utama. Yang meragukan itu kalau enggak ada partai, partai kan sudah ada," ujar Muzani dalam pesan singkat, Jumat (13/4).
Muzani mengatakan perihal logistik akan terpenuhi apabila satu partai atau gabungan beberapa partai telah menyatakan dukungan. Sebetulnya, kata Muzani, dengan adanya dukungan dari partai Gerindra Prabowo sudah memiliki modal untuk maju. Maka tidak hanya logistik tapi juga modal secara elektoral.
Menurut Muzani, memang pihaknya memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mencari koalisi agar memenuhi syarat ambang batas pencalonan atau presidential treshold yang diatur dalam Undang-undang Pemilu. Karena calon presiden dan wakil presiden diusung oleh parpol atau gabungan parpol yang mencapai 20 persen dari kursi DPR RI.
Kemudian jika sudah mendapatkan koalisi maka beban logistik akan lebih ringan. "Sementara berapapun uangnya yang dipersiapkan tapi kalau tidak ada partai atau koalisi bagaimana bisa maju. Justru itu yang seharusnya dikhawatirkan," tutupnya.