Jumat 13 Apr 2018 14:04 WIB

Jasa Orang Jawa dalam Geliat Islam di Kaledonia Baru

Mereka tiba di Kaledonia baru untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Red: Agung Sasongko
Kepulauan Kaledonia Baru.
Foto: larousse.fr
Kepulauan Kaledonia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak pernah mendengar Suriname? Tapi, bagaimana dengan Kaledonia Baru? Nama yang disebut terakhir boleh jadi masih asing bagi sebagian orang Indonesia.

Padahal, seperti halnya Suriname, Kaledonia Baru juga cukup banyak dihuni oleh orang-orang berdarah Jawa. Tak aneh pula bila populasi Muslim di kepulauan elok yang berada di Samudra Pasifik bagian selatan ini cukup berkembang.

Meski demikian, bukan orang Jawa yang pertama kali membawa Islam ke Kaledonia Baru, melainkan orang Arab. Hal ini terjadi sekitar 100 tahun lalu pada masa penjajahan Prancis. Hingga saat inipun, Kaledonia Baru masih dimiliki Prancis. Dalam bahasa Prancis, Kaledonia Baru disebut Nouvelle-Caledonie. Ada pula yang menamainya Kanaki yang diambil dari nama penduduk asli kepulauan itu.

Lantas, bagaimana orang Jawa bisa tiba di sini? Dulu, mereka tiba di Kaledonia Baru untuk menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan yang lebih baik di negeri asing. Ketika kontrak kerja habis, kebanyakan di antara mereka pulang ke Jawa, terutama pada rentang 1930 dan 1935 setelah terjadi malaise ekonomi pada 1929. Kondisi yang sama kembali terulang antara 1948 dan 1955 dengan jumlah yang lebih besar.