Jumat 13 Apr 2018 16:41 WIB

Menjaga Lisan

Diam memang emas. Tapi berbicara penuh ilmu dan sarat hikmah adalah berlian.

Ustaz Arifin Ilham
Foto: ROL
Ustaz Arifin Ilham

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham 

Orang tua kita dulu sering menasihati, "Jaga lisanmu, Nak. Karena lisan lebih tajam daripada pedang. Jika pedang melukai tubuh, banyak obat bisa kita cari. Tapi kalau lisan melukai hati, ke mana obat hendak kita cari."

Ikhwah, berhati-hatilah terhadap lisan karena bisa menjerumuskan kita ke dalam api neraka. Jika kita tidak mengetahui sebuah perkara dengan pasti, sebaiknya kita diam. Bahkan, jika tidak ada nilai ibadahnya, tidak mengandung doa, syiar atau dakwah, lisan kita lebih baik diam. Di zona diam, lisan akan menyelamatkan.

Rasullulah SAW memperingatkan manusia agar tak banyak bicara, kecuali berbicara untuk hal-hal yang penting, bermanfaat ataupun untuk mengingat Allah SWT. "Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah; sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hati, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras." (HR Tirmidzi).

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim). Nasihat Imam al-Syafi'i, "Apabila seseorang ingin berbicara, hendaklah berpikir dulu. Bila jelas maslahatnya, berbicaralah. Dan jika dia ragu, janganlah dia berbicara hingga tampak maslahatnya."

Diam memang emas. Tapi berbicara penuh ilmu dan sarat hikmah adalah berlian. Maka lisan yang dirawat dengan baik, ibarat cincin emas bertahtakan mutiara berlian.

Saat kita menjaga lisan dan merawatnya dengan baik, maka beberapa hikam Allah perkenankan kepada kita. Pertama, memiliki sebuah kedudukan tinggi sebagai Muslim. Suatu hari Rasulullah SAW ditanya, "Siapakah Muslim yang paling utama?" Beliau menjawab, "Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain." (HR Bukhari).

Kedua, dijanjikan surga. Dari Sahl bin Sa'ad RA, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya (yakni mulut atau lidah) serta antara kedua kakinya (kema luan nya), maka saya memberikan jaminan surga untuknya." (HR Bukhari).

Ketiga, ada kebaikan dan perbaikan karena disertai ampunan-Nya. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesung guh nya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (QS al-Ahzab 70-71).

Sahabatku, bila kita sukses melalui satu hari saja tanpa dusta, tanpa berkata kotor yang menyakitkan, tanpa gibah serta fitnah, sungguh itulah hari kemenangan bagi kita. Hari keter tun dukan lisan yang dibimbing dan diridhai oleh-Nya. Subhanallah, sahabatku. Semoga Allah selalu bimbing kita untuk selalu menjaga lisan kita. Amin.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement