REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Presiden Ekuador Lenin Moreno telah memberikan waktu 12 jam kepada kelompok pemberontak Kolombia untuk membuktikan dua wartawan dan seorang sopir yang diculik bulan lalu di perbatasan oleh mereka, masih dalam keadaan hidup. Jika tidak dapat membuktikan, pasukan keamanan Ekuador akan mengambil tindakan terhadap mereka.
Moreno kembali ke ibu kota Quito dari pertemuan puncak regional di Lima, Peru, setelah menerima laporan bahwa tiga sandera itu telah dibunuh oleh mantan militan Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC). Para sandera itu adalah wartawan El Comercio, Javier Ortega; fotografer El Comercio, Paul Rivas; dan sopir mereka, Efrain Segarra.
Moreno belum menyebutkan secara pasti tindakan apa yang akan dilakukan begitu tenggat waktu terlewati. Ia mengaku telah berbicara dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan memintanya untuk menangani kelompok pemberontak yang mendanai diri melalui perdagangan kokain ilegal itu.
"Saya memberikan mereka waktu 12 jam untuk memberi kami bukti keberadaan rekan-rekan kami, jika tidak kami akan menindak mereka dengan segala kekuatan yang kami miliki," kata Moreno kepada wartawan.
"Ketika saya menelepon Presiden Santos sore ini, saya mengatakan kepadanya kami meminta adanya tindakan kuat dari mereka," tambah Moreno. Di akun Twitter pribadinya, Santos mengatakan Moreno dapat mengandalkan pasukan bersenjata Kolombia.
Pada Rabu (11/3), sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh front Oliver Sinisterra menyatakan para sandera yang berkebangsaan Ekuador itu telah tewas dalam sebuah operasi penyelamatan yang gagal. Oliver Sinisterra adalah sebuah faksi dari FARC yang menolak untuk mematuhi perjanjian perdamaian 2016.
Sehari setelahnya, sebuah gambar yang diambil dari satelit citra menunjukkan ada tiga jasad yang telah ditemukan. Gambar tersebut sedang dianalisis oleh analis forensik, tetapi Menteri Dalam Negeri Ekuador Cesar Navas mengatakan dia tidak dapat memastikan apakah ketiga jasad itu adalah jasad para sandera.
Kedua wartawan dan sopir mereka sedang bertugas melakukan peliputan untuk koran El Comercio ketika mereka ditangkap. Foto yang dirilis setelah penculikan itu menunjukkan mereka dirantai dan diborgol di bagian leher.
Lebih dari seribu militan FARC menolak untuk patuh terhadap kepakatan dengan Santos dan memilih untuk tetap melanjutkan perdagangan narkoba di Kolombia. Mereka yang beroperasi di hutan selatan Kolombia telah menyerang pasukan keamanan Ekuador di sepanjang perbatasan.