Jumat 13 Apr 2018 20:08 WIB

Bom Meledak di Prosesi Pemakaman di Irak, 25 Orang Tewas

Lima anggota Hashed al-Shaabi yang dimakamkan meninggal dunia sehari sebelumnya.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Serangan bom bunuh diri terus melanda Irak. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Atef Hassan
Serangan bom bunuh diri terus melanda Irak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sedikitnya 25 orang tewas dan 18 lainnya luka-luka dalam sebuah serangan bom di Desa Asdira, Irak, Kamis (12/4). Bom meledak ketika sejumlah warga tengah melakukan prosesi pemakaman lima anggota unit militer Hashed al-Shaabi yang dikenal anti-ISIS.

"Dua bom meledak ketika prosesi pemakaman dimulai di Asdira," kata pemimpin desa, Salaheddin Shaalan, seperti dilaporkan laman Al-Arabiya.

Lima anggota unit militer Hashed al-Shaabi yang dimakamkan itu meninggal dunia sehari sebelumnya pada Rabu (11/4) malam di desa yang sama, 250 kilometer dari utara Baghdad. Serangan tersebut adalah yang paling mematikan di Irak sejak bom bunuh diri ganda terjadi pada 16 Januari lalu di Baghdad dan merenggut nyawa 31 jiwa.

"Secara total, 25 orang tewas dan 18 luka-luka, empat di antaranya masih dalam kondisi kritis," kata seorang perwira polisi, Jumat (13/4), yang berbicara secara anonim.

Desa Sunni ini berada di sebelah selatan Kota Sharqat, salah satu benteng terakhir ISIS di utara negara itu, yang akan direbut kembali oleh pasukan Irak. Sejumlah unit paramiliter Syiah telah memainkan peran kunci di samping tentara Irak, dalam mengusir militan ISIS di beberapa kota di Irak tahun lalu.

Pemerintah Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada Desember silam, setelah berhasil mendorong militan ISIS keluar dari benteng kekuasaan terakhir mereka di sepanjang perbatasan dengan Suriah. Namun kelompok itu masih memiliki kapasitas untuk menyerang, walaupun telah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Irak yang dikuasai pada 2014.

Mereka menempati gurun-gurun di Suriah dan masih sering melintasi perbatasan kedua negara. Para militan kadang-kadang merebut kendali jalan di malam hari, terutama di Provinsi Salaheddin dan provinsi Anbar di sepanjang perbatasan.

Serangan ISIS semakin sering terjadi saat Irak tengah bersiap untuk menyelenggarakan pemilihan legislatif pada 12 Mei mendatang. Sejak invasi AS pada 2003 dan jatuhnya rezim Saddam Hussein, pemilihan di Irak secara konsisten telah banyak diwarnai oleh kekerasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement