Jumat 13 Apr 2018 20:12 WIB

Tour de Lombok Mandalika Kuatkan Citra Sport Tourism Lombok

TdLM diikuti 18 tim dari 24 negara

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Peserta Tour de Lombok Mandalika 2018 memulai etape pertama dari Pantai Kuta, Mandalika, Lombok Tengah, menuju Kantor Gubernur NTB di Kota Mataram pada Jumat (13/4).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Peserta Tour de Lombok Mandalika 2018 memulai etape pertama dari Pantai Kuta, Mandalika, Lombok Tengah, menuju Kantor Gubernur NTB di Kota Mataram pada Jumat (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tour de Lombok Mandalika (TdLM) 2018 menarik minat para pembalap internasional untuk turun berlaga. Ajang balap sepeda berstandar internasional ini diikuti 86 pembalap yang terbagi atas 18 tim dari 24 negara.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, awalnya panitia hanya menetapkan 16 tim yang akan berlaga. Namun, ada dua tim lagi dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan (Korsel) yang tidak ingin ketinggalan mengikuti TdLM 2018.

"Awalnya hanya 16 tim, dua tim lagi ikut dengan membayar sendiri dari UEA dan Korsel, mereka ingin main (TdLM)," ujar Faozal saat ditemui di lokasi finish etape pertama, di depan Kantor Gubernur NTB, Jalan Pejanggik, Mataram, NTB, Jumat (13/4).

TdLM 2018 etape pertama sendiri sudah selesai dilaksanakan pada Jumat (13/4). Pembalap asal Eritrea, Metkel Eyob dari tim Trengganu Cycling Club menjadi yang tercepat pada etape pertama rute Pantai Kuta Mandalika-Mataram sejauh 84,4 Km. Metkel menuntaskan balapan dengan catatan waktu 1 jam 52 menit dan 14 detik.

Disusul pembalap asal Uni Emirat Arab (UEA) dari Tim UEA, Yousif Mohammed Ahmed Mirza Al Hamadi dengan 1:52:15, pembalap Singapura, Choon Huat Goh dari tim Trengganu Cycling Club di peringkat ketiga dengan 1:52:20.

Faozal menjelaskan, etape kedua dengan rute Kota Mataram hingga Sembalun Kabupaten Lombok Timur sejauh 160 Km akan berlangsung pada Sabtu (14/4). Sedangkan etape terakhir pada Ahad (15/4) digelar mengelilingi Kota Mataram dengan jarak tempuh 121 Km.

Faozal menilai, ajang TdLM 2018 memiliki dampak yang sangat positif bagi citra pariwisata NTB. Penyelenggaraan TdLM 2018 menjadi salah satu bentuk promosi bagi segmentasi wisata olahraga atau sport tourism di Lombok.

"Efek dari penyelenggaraan ini terhadap promosi kita sangat bagus," ucap Faozal.

Faozal mencontohkan, terdapat dua tim yang memilih datang lebih dahulu untuk mengetahui kondisi lapangan dan tentunya berwisata. Kata Faozal, para peserta bisa berkontribusi mengenalkan Lombok saat kembali ke negara masing-masing.

"Dua tim datang sudah sejak enam hari, dan mereka tentu akan ceritakan di negaranya tentang Tour de Lombok Mandalika dan destinasi-destinasi yang dikunjungi," kata Faozal.

Yang menarik, lanjut Faozal, TdLM 2018 melintasi seluruh kabupaten/kota yang ada di Pulau Lombok, mulai dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, hingga Kota Mataram.

Di setiap perjalanan, para pembalap akan melewati sejumlah destinasi wisata yang ada di Pulau Seribu Masjid, mulai dari Pantai Kuta Mandalika, Desa Adat Sade dan Ende, Kompleks Islamic Center NTB, Pantai Senggigi, Desa Sembalun di Kaki Gunung Rinjani, dan kawasan Kota Tua Ampenan.

Untuk etape kedua, rute Mataram-Sembalun, para peserta juga akan melintasi kawasan Hutan Pusuk, yang berada di bentangan kaki Gunung Rinjani di sebelah barat. Dari ketinggian hutan pusuk yang sekitar 831 mdpl, pembalap bisa menikmati panorama alam Lombok yang begitu memanjakan mata, mulai dari pemandangan tiga gili Trawangan, Meno dan Air, tebing yang curam, pegunungan yang menghijau dan juga keindahan pesisir pantai Lombok Utara.

Hutan Pusuk juga dikenal sebagai Hutan Monyet lantaran begitu banyak ditemukan monyet-monyet jinak di sepanjang jalan saat melintasi kawasan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement