REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam upaya mengimplementasikan industri 4.0, khususnya di kawasan Asia. Ia mendasari argumennya tersebut pada dua modal dasar yang telah dimiliki Indonesia saat ini, yakni potensi pasar yang besar dan talenta. Menperin mengatakan, dua hal tersebut merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi perkembangan industri di era digital.
"Kedua modal yang telah dimiliki Indonesia itu menjadi kesiapan untuk lebih percaya diri memasuki era perubahan di industri 4.0. Terlebih lagi, generasi milenial akan memiliki peranan penting karena mereka adalah pengguna dominan dari teknologi yang menjadi ciri khas revolusi industri keempat, yaitu internet," ujarnya, lewat siaran pers, Sabtu (14/4).
Airlangga menjelaskan, saat ini pengguna internet di Indonesia telah mencapai 143 juta orang. Komposisi pengguna internet di Tanah Air didominasi penduduk usia 19-34 tahun. Jumlah mereka setara dengan 49,5 persen total pengguna internet.
Sementara, terkait talenta, Airlangga meyakini para generasi muda adalah talenta yang dimiliki Indonesia saat ini.
Agar dapat menjadi pemain kunci di era industri 4.0, Airlangga menyebut, Kementerian Perindustrian tengah gencar mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar menguasai teknologi digital. Salah satu langkahnya adalah melalui program vokasi SMK dan industri serta untuk memacu politeknik melalui program skill for competitiveness, ujarnya.
Pemerintah sendiri telah menyiapkan lima sektor industri yang akan menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0. Kelima sektor tersebut yaitu industri otomotif, makanan dan minuman, tekstil, elektronik, serta kimia.