Sabtu 14 Apr 2018 04:46 WIB

Menag Ajak Para Dai Dakwahkan Islam Wasathiyah

Dai perlu menguasai teknologi termasuk memahami media sosial.

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Islam Kementerian Agama di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (14/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Islam Kementerian Agama di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak para dai untuk mendakwahkan Islam Wasathiyah atau Islam moderat di Indonesia. Hal ini disampaikan Lukman saat menghadiri Jalasah Duat (majelis pembinaan para dai) yang digelar Yayasan Al Fachriyah binaan Habib Novel bin Jindan di Ciledug, Tangerang, Jumat (13/4).

Lukman mengatakan di tengah derasnya arus informasi, para dai penting untuk mengklarifikasi berita yang berkembang di media sosial sebelum ikut menyebarluaskan. Karenanya, para dai juga perlu menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pengembangan dakwah Islam Wasathiyah.

Selain itu, dalam acara tersebut Lukman juga menyoroti keragaman Indonesia. Menurutnya, hal itu menjadi anugerah yang patut disyukuri, karena Indonesia menjadi negara terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak.

"Apapun etnis kita, apapun suku bangsa kita, di manapun kita tinggal, dari Sabang sampai Merauke yang sampai karena begitu luasnya hingga kita memiliki tiga zona, semua patut disyukuri. Terlebih Indonesia dikenal dunia sebagai bangsa yang agamis dan religus," ujar Lukman dilansir dari laman resmi Kemenag, Sabtu (14/4).

Masyarakat Indonesia tidak bisa meninggalkan nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan kesehariannya. Bahkan, tidak hanya dalam kehidupan keseharian, nilai-nilai agama juga mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Nyaris jarang sekali ada negara yang upacara kenegaraannya, acara resmi kenegaraannya diawali atau diakhiri dengan membaca doa. "Jarang sekali ada," ucapnya.

Ini menunjukkan betapa agama telah menduduki posisi yang amat tidak hanya khas tapi juga begitu strategis ikut mengatur kehidupan kita semua belum lagi ritual ritual keagamaan kita, katanya.

Dalam Jalasah Duat ini tampak hadir Habib Ali Zainal Abidin Bin Abdurrohman Aljufri dari Abu Dhabi, Habib Ali Zainal Abidin Alhamid dari Malaysia. Selain Habib Jindan bin Novel bin Jindan selaku tuan rumah, hadir juga Habib Ahmad bin Novel bin Jindan, Habib Hamid Alqadri, Habib Muhammad bin Thohir, serta ratusan umat Muslim yang memadati ruang majelis

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement