REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hari ini pada 1865, presiden Amerika Serikat (AS) ke-16, Abraham Lincoln, ditembak oleh seorang simpatisan Konfederasi. Lincoln yang menderita luka parah, akhirnya meninggal keesokan harinya.
Aksi penembakan Lincoln terjadi di Ford's Theatre di Washington DC. Kala itu, Lincoln memang tengah menyaksikan pertunjukan teater.
John Wilkes Booth, seorang aktor dan simpatisan Konfederasi dengan fatal menembak Lincoln. Aksi penembakan tersebut terjadi lima hari setelah Jenderal Konfederasi Robert E.Lee menyerahkan pasukannya yang sangat besar di Pengadilan Appomattox, Virginia, yang menandai berakhirnya Perang Saudara Amerika. Lincoln merupakan pemimpin kubu Serikat.
Ketika menembak Lincoln di belakang kepalanya, Booth berteriak "sic sempre tyrannis! (jadi selalu untuk tiran)- Selatan terbalaskan!". Setelah melakukan aksinya, Booth berhasil melarikan diri.
Adapun Lincoln,yang menderita luka parah, dibawa ke rumah penginapan di seberang Ford's Theatre. Keesokan harinya, sekitar jam 07.22 pagi, Lincoln, yang kala itu berusia 56 tahun, mengembuskan napas terkahirnya.
Booth diburu oleh tentara dan pasukan Union. Setelah 12 hari dari aksi penembakan, Booth tewas ditembak Thomas Corbett, seorang anggota pasukan Serikat di sebuah lumbung di Bowling Green, Virginia.