REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan serangan udara yang dilancarkan ke Suriah pada Sabtu (14/4) menargetkan fasilitas militer yang menimbun bahan-bahan kimia. Hal tersebut berkaitan dengan dugaan penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah dalam serangan ke Douma pekan lalu.
"Analisis ilmiah yang sangat hati-hati diterapkan untuk menentukan di mana target terbaik untuk (rudal) Storm Shadows guna memaksimalkan penghancuran bahan kimia yang ditimbun dan untuk meminimalkan risiko kontaminasi ke daerah sekitarnya," kata Departemen Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan.
Departemen Pertahanan Inggris mengatakan empat pesawat jet Tornado telah dikerahkan untuk melakukan serangan menggunakan rudal Storm Shadows. Adapun fasilitas militer yang diincar berada di sebelah barat Homs.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya telah menyatakan akan melancarkan serangan gabungan ke Suriah bersama Inggris dan Prancis. Serangan tersebut dilakukan untuk menghancurkan fasilitas senjata kimia Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Saya baru saja memerintahkan Angkatan Bersenjata AS untuk melakukan serangan secara tepat terhadap target-target yang berhubungan dengan kemampuan senjata kimia diktator Suriah Bashar al-Assad," kata Trump dalam sebuah pidato di Gedung Putih pada Jumat (13/4) malam waktu setempat.
Pekan lalu, serangan gas beracun terjadi di Douma, Suriah. Serangan yang diduga menggunakan senjata kimia tersebut menewaskan sedikitnya 70 orang.
AS, Prancis, dan Inggris meyakini Pemerintah Suriah bertanggung jawab atas terjadinya serangan tersebut. Namun hal itu telah dibantah oleh Suriah dan sekutunya Rusia. Keduanya mengklaim tak pernah melancarkan serangan ke Douma dengan menggunakan senjata kimia.
Baca juga: Digempur AS, Rusia Bela Suriah