Sabtu 14 Apr 2018 14:02 WIB

Sekjen PDIP Ingatkan Pilpres Jangan Ada Ujaran Kebencian

PDIP prihatin kontestasi politik diwarnai dengan berbagai ujaran kebencian.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto
Foto: Republika/Febrian Fachri
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang tahun 2019, masyarakat dan para pihak yang terlibat perhelatan Pilpres diminta untuk menjauhi politik SARA dan ujaran kebencian. PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan sangat prihatin dengan adanya kontestasi politik yang diwarnai berbagai ujaran kebencian.

"PDI Perjuangan sangat prihatin dengan kontestasi politik yang diwarnai berbagai ujaran kebencian, provokasi, dan pernyataan negatif lainnya yang jauh dari tradisi ketimuran," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (14/4).

Hasto mengatakan, seluruh tradisi kebudayaan Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Termasuk tradisi dalam bertutur kata yang sopan dan ketimuran. "Semua penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, kerukunan, welas asih, dan sopan santun serta moral dan etika, termasuk kedisiplinan dalam berbicara," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menuturkan, seharusnya pernyataan-pernyataan yang berkeadaban-lah yang keluar ke publik. Hal itu agar dapat mencerdaskan publik dan berorienrasi pada kemajuan bangsa. "Pernyataan yang berkeadaban dan mencerdaskan publik, serta berorientasi pada kemajuan bangsa inilah yang seharusnya dikedepankan, bukannya sebaliknya, keluar berbagai ungkapan yang menciptakan pertentangan dan energi bangsa terkuras ke dalam," jelasnya.

Hasto mengungkapkan, pihaknya telah mencermati, adanya Pilkada, Pileg, dan Pilpres, membuat banyak orang dapat menghalalkan segala cara untuk memenangi politik. Salah satunya dengan mengujarkan kebencian. Namun, ia menegaskan, hal itu tak perlu dilakukan mengingat Pemilu merupakan alat untuk mencari pemimpin untuk rakyat.

"Harus diingat bahwa pemilu kada, Pemilu legislatif dan Pemilu presiden, hanyalah alat  mencari pemimpin untuk rakyat. Siapapun yang dipercaya rakyat, menjadi pemimpin kita semua," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement