Sabtu 14 Apr 2018 14:40 WIB

Perempuan Palestina di Garis Depan Protes Anti-Israel

Tanpa takut, para perempuan melemparkan batu ke arah tentara Israel.

 Pengunjuk rasa perempuan Palestina.  (REUTERS/Mohamad Torokman)
Pengunjuk rasa perempuan Palestina. (REUTERS/Mohamad Torokman)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Dalam pemandangan langka, perempuan Palestina berada di garis depan selama bentrokan Jumat (13/4) dengan tentara Israel di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel. Tembakan gencar peluru dan gas air mata oleh tentara Israel tidak menghalangi perempuan demonstran bergabung dalam protes mingguan di daerah perbatasan Jalur Gaza.

Ribuan orang Palestina berkumpul di bagian timur Jalur Gaza untuk menggelar protes mereka dalam pertemuan terbuka Jumat ketiga berturut-turut guna menentang Israel. Sebagai bagian dari pertemuan terbuka enam-pekan yang diberi nama "Pawai Akbar Kepulangan", yang dimulai pada 30 Maret, rakyat Palestina menggelar lima pertemuan terbuka di bagian timur Jalur Gaza di sepanjang perbatasan dengan Israel untuk berdemonstrasi.

Pawai tersebut direncanakan mencapai puncaknya pada 15 Mei, hari setelah peringatan ke-70 kemerdekaan Israel tapi diperingati oleh rakyat Palestina sebagai Hari Nakba atau "Hari Bencana". Pada Jumat ketiga pawai itu, perempuan melemparkan batu ke arah tentara Israel sementara yang lain mengibarkan bendera Palestina di sepanjang pagar pembatas.

Perempuan lain membawa ban karet dan mengangkutnya buat demonstran yang membakar ban itu guna menghalangi daya pandang tentara Israel. Hal itu demi menghindari jatuhnya korban jiwa di kalangan pemrotes.

"Kehadiran saya pada pertemuan terbuka ini ialah membantu kaum pria dalam perjuangan nasional," kata Salsabil, seorang perempuan yang berusia 23 tahun, selama protes di Kota Gaza.

Salsabil, yang berasal dari pengungsi dari Kota Jaffa di Israel, mengatakan demonstrasi damai itu memerlukan keikutsertaan semua unsur masyarakat. "Bergabung dalam protes semacam ini membawa kami lebih dekat dengan kembali ke rumah kami. Kami dipaksa meninggalkannya," kata wanita itu, sambil memegang batu di tangannya.

Perempuan muda tersebut mengatakan ia tahu berbahaya buat dia untuk berada di tempat semacam itu, tapi ia menegaskan penting buat semua perempuan terlibat dalam masalah nasional mereka. Di dekat Salsabil, Sarah (20 tahun) membawa ban mobil buat demonstran dan membantu para pemuda menarik kawat berduri yang dipasang tentara Israel di luar pagar perbatasan.

"Perempuan Palestina adalah bagian yang menyatu dalam masyarakat ... hari ini mereka membuktikan ini," kata Sarah setelah ia memberikan satu ban mobil kepada pemrotes bertopeng.

"Perjuangan nasional dan mempertahankan hak pengungsi untuk pulang tak terbatas pada kaum pria. Perempuan Palestina selalu berada di garis depan," kata perempuan itu dengan bangga.

Selama protes Jumat, satu orang Palestina tewas dan sedikitnya 968 orang lagi cedera dalam bentrokan antara demonstran Palestina dan tentara Israel di bagian timur Jalur Gaza.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement