REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo mengatakan agama dan negara harus selalu dapat berjalan beriringan dan saling memperkukuh. Menurutnya, agama dan negara bukan untuk saling dipertentangkan.
“Negara memberikan perlindungan dalam berkeyakinan dan agama memberikan panduan ilahiah bagi masyarakat dalam berperilaku dan bermasyarakat,” kata Jokowi ketika memberikan sambutan pada Silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa Tengah yang digelar di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (14/4),
Jokowi mengatakan peran penyuluh agama menjadi sangat penting untuk menghadirkan agama yang ramah untuk umatnya dan antarumat beragama. Penyuluh agama harus memberikan contoh dan teladan berbudi pekerti luhur, teladan untuk saling berinteraksi dengan penuh empati dan saling menghormati.
Jokowi juga mengingatkan penyuluh agama adalah pemandu umat yang harus dapat menumbuhkan motivasi, harapan dan optimisme. Bukan pemandu yang menakut-nakuti dan menumbuhkan pesimisme.
“Pikiran positif akan memancarkan aura semangat untuk seluruh umat kita,” ujarnya.
Jokowi juga menyebut aparat pemerintah beserta para pemuka agama harus selalu bekerja sama dalam rangka membangun Indonesia yang lebih kukuh. Sinergitas antarkedua pihak itu harus terus dilakukan, selain menjunjung toleransi dan saling pengertian.
“Dan bekerja sama untuk meningkatkan saling pengertian antaragama, antaretnis dan antarstatus sosial,” ujar Jokowi dalam kegiatan yang dihadiri oleh sebanyak 5.711 penyuluh agama se-Jawa Tengah.
Kegiatan itu dihadiri perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. “Terima kasih atas partisipasinya, kerelaannya dan keikhlasannya. Bapak, ibu, saudara sekalian telah ikut berperan menjaga persatuan dan kesatuan,” ujar Jokowi.