REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pembuatan tangga manual di jalur 5 Stasiun Duri, Jakarta Barat bisa rampung dalam dua minggu ke depan agar bisa mempermudah perpindahan penumpang KRL lintas Duri-Tangerang saat transit.
Budi saat mengunjungi Stasiun Duri mengatakan tangga manual di jalur 5 diharapkan dapat memperbaiki rotasi penumpang yang akan berpindah ke peron lain sekaligus memungkinkan adanya penambahan gerbong rangkaian kereta menjadi lebih panjang sehingga mampu mengangkut lebih banyak penumpang.
"Saya minta itu pekerjaan cepat, Insya Allah dua minggu selesai. Saya minta adanya rotasi yang bagus di Duri dengan membangun jembatan itu. Kalau jembatan selesai, itu bisa. Kalau dipaksakan nanti penumpang numpuk," katanya, Sabtu (14/4).
Kepala Stasiun Duri Widy Aries Subianto mengatakan saat ini ada empat rangkaian kereta KRL Duri-Tangerang yang terdiri atas dua rangkaian kereta 12 gerbong dan dua rangkaian kereta delapan gerbong. Untuk mengurai kepadatan di Jalur 5 yang sedang dibangun tangga manual, maka rangkaian kereta 12 gerbong masuk Jalur 5 dan rangkaian 8 gerbong masuk Jalur 4.
"Itu untuk mengurai dan mempercepat gerak penumpang," katanya.
Widy menjelaskan, permintaan Menhub untuk mengubah rangkaian kereta 8 gerbong menjadi 12 gerbong akan terus diupayakan. "Mengenai perubahan rangkaian jadi 12 gerbong semua, sekarang masih ada delapan gerbong, kami sudah sampaikan karena jalurnya ada pembangunan. Untuk menghindari kepadatan penumpukan penumpang, kita masih pakai delapan gerbong. Nanti tangga selesai akan ada penambahan rangkaian," jelasnya.
Sebelumnya, Budi menyampaikan tiga rekomendasi solusi untuk mengurai kepadatan penumpang di Stasiun Duri yakni dengan penambahan slot perjalanan kereta, meningkatkan kapasitas angkut menggunakan kereta rangkaian 12 gerbong dan penggunaan kereta bandara bagi pengguna lintas Duri-Tangerang khususnya untuk pemberangkatan dan pemberhentian di Duri dan Batu Ceper di mana kereta bandara berhenti.