REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Bantuan kepada warga terdampak ceceran minyak Teluk Balikpapan terus dilakukan. Hingga hari ini, Pertamina telah menyalurkan bantuan mencapai Rp 2,2 miliar berupa bantuan CSR, kompensasi, maupun santuan dana.
Region Manager Communication & CSR Kalimantan Yudy Nugraha mengatakan, bantuan berupa pemberian manfaat kompensasi nelayan yang terdampak sehingga tidak melaut dan bantuan peralatan terus dilakukan secara bertahap.
"Selain itu program bersih-bersih pantai telah dilaksanakan dengan kerja bakti dan skema padat karya agar lingkungan bisa kembali seperti sedia kala.," ujar Yudy, Sabtu (14/4).
Ia mengatakan prioritas utama Pertamina adalah pemulihan lingkungan warga terdampak. Pemulihan ini dilakukan secara bertahap mulai dari pembersihan, hingga pemberian bantuan dan manfaat agar warga terdampak bisa beraktifitas seperti sedia kala.
"Bantuan-bantuan yang disalurkan berdasarkan hasil koordinasi Pertamina, kelurahan dan warga terdampak, agar pemberian bantuan yang disalurkan sesuai harapan dan kebutuhan," ujar Yudy.
Yudy menambahkan bantuan meliputi bantuan untuk kapal nelayan yang terbakar, keramba yang rusak serta bibit kepiting yang hilang nilai ekonominya.
Pertamina juga sudah memberikan kepada keluarga korban yang meninggal santunan dan bantuan dalam bentuk kesempatan kerja bagi keluarga korban.
Selain itu paket bantuan CSR yang terdiri dari asuransi pendidikan dan kesehatan, serta bantuan dukungan ekonomi dalam bentuk modal kerja.
Sebanyak lima warga Balikpapan tewas dalam peristiwa yang terjadi pada 31 Maret 2018, masing-masing Wahyu Gusti Anggoro (27), Imam Nurokhim (41), Agus Salim (42), Suyono (45), dan Sutoyo (52).
Kelima lelaki ini sedang pergi memancing saat terjebak kebakaran di tengah laut dan akhirnya ditemukan tewas dalam rentang waktu hari pencarian.