REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menjadi single fighter (orang tua/pejuang keluarga tunggal) bagi para ibu bukanlah harapan yang diimpikan dalam menjalani kehidupan pribadinya. Apalagi ditambah beban hidup akhir-akhir ini yang semakin meroket menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Hidup dalam kesendirian memikul amanah kebutuhan keluarga membutuhkan empati bagi banyak orang.
Menjelang Ramadhan menjadi momentum bagi kaum Muslimin untuk mengasah hati dan melatih diri, sanggupkah hadir di tengah-tengah mereka agar terus semangat menata masa depan diri dan keluarga menjadi lebih baik.
Tim Baitul Maal Hidayatullah (BMH) bersilaturahim dengan para janda tangguh di Masjid An Nur Diponegoro, Kota Semarang Jawa Tengah, Kamis (12/4). Para janda tangguh ini berjuang untuk menghidupi kebutuhan keluarganya dengan menjadi buruh gendong di Pasar Johar Kota Semarang.
"Terima kasih kepada Ibu-ibu tangguh yang sudah berjuang keras untuk mencari rezeki dengan mengambil peran sebagai buruh gendong di Pasar Johar ini. Hari ini, BMH juga akan berbagi. Semoga dana dan sembako yang dititipkan BMH menjadi berarti bagi Ibu-ibu semuanya,” kata General Manager (GM) BMH Jawa Tengah, Imam Muslim, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (13/4).
"Matur suwun sanget kaleh BMH, Kulo diewangi sembako. Mugi-mugi BMH tambah langgeng. Saget bantu maleh,” harap Ibu Rasmi, salah satu penerima program Janda Tangguh BMH.
Program bantuan Janda tangguh ini merupakan bentuk perhatian BMH terhadap para buruh gendong yang setiap harinya beraktivitas di Pasar Johar untuk berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Alhamdulillah, 85 paket sembako dan uang tunai sudah BMH serahkan langsung kepada masing-masing yang sebelumnya sudah terdaftar untuk menerima paket dari BMH," tutur Penanggung Jawab program Janda Tangguh, Imron.