Ahad 15 Apr 2018 02:47 WIB

Politikus Nasdem: Parpol Bukan Tempat Kotor dan Menjijikan

Parpol merupakan ruang ekspresi yang dapat memberikan perubahan menuju kebaikan.

Tolak politik uang.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Tolak politik uang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Ahmad M Ali mengatakan partai politik bukan wadah atau tempat yang 'kotor' dan 'menjijikkan'. Sebaliknya, partai politik (parpol) merupakan ruang ekspresi, wadah, organisasi, yang dapat memberikan perubahan menuju kebaikan dan kesejahteraan bersama. 

“Fenomena politik yang jauh dari praktek politik santun, utamanya berkaitan dengan penerimaan kita pada perbedaan-perbedaan cara padang di saat ini, mengakibatkan politik selalu dilihat sebagai tempat yang kotor dan menjijikan bagi masyarakat,” kata dia di Palu, Sabtu (14/4). 

Ahmad M Ali mengemukakan hal itu menjadi salah satu pembicara pada diskusi santai dengan tema "pentingnya politik santun di era milenial.” Acara itu diselenggarakan oleh Komunitas Tadulakota, di M'Bocada Warkop.

Anggota Komisi VII DPR-RI ini menyebut politik santun sejatinya adalah nilai. Dia mengatakan nilai itu boleh disebut sebagai jalan hidup dalam bekerja membangun kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita pendiri bangsa.

Karena itu, menurut dia, perlu ada perubahan paradigma berpikir dimulai dari diri sendiri dalam menilai gagasan dan kerja partai politik. Misalkan, dia menguraikan, praktik politik Partai Nasdem dengan program Indonesia memanggil dan politik tanpa maharnya. 

Hal itu bukan pencitraan kepada masyarakat. Melainkan, dia menegaskan, sebagai bentuk komitmen kesungguhan dan keseriusan partai tersebut untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat bergabung dan bersama-sama membangun Indonesia.

"Program Indonesia memanggil dan politik tanpa mahar ini dimaksudkan untuk memanggil putra putri terbaik bangsa ini untuk berkipra di dunia politik baik sebagai caleg, calon kepala daerah termasuk calon presiden dengan tidak meminta mahar apapun," tegasnya.

Ahmad M Ali didampingi istrinya Dr Nilam Sari Lawira hadir dalam diskusi yang digelar Komunitas Tadulakota. Selain dia, sejumlah tokoh politik lintas partai Sulawesi Tengah juga tampak hadir. Seperti Wali Kota Palu dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) Rusdi Mastura, politikus PDIP Ashar Yahya, politikus PPP Fifi Fairus Husen Maskati dan sejumlah kader partai politik lainnya seperti Bendahara Partai Berkarya Tatya Van Gobel.

Komunitas Tadulakota menjadi salah satu tempat berkumpulnya para tokoh pemuda, politisi lintas partai dan mereka yang mau berkumpul menggagas sesuatu yang bermanfaat bagi pengembangan diri dan daerah. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement