Ahad 15 Apr 2018 10:00 WIB

AS Ingin Kembali Bergabung dalam TPP

Trump telah meminta Perwakilan Perdagangan AS untuk membuka kembali perundingan TPP.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Winda Destiana Putri
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, AS akan kembali bergabung dengan pakta perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP), jika perjanjian tersebut memiliki substansi yang lebih baik dari sebelumnya. Trump telah meminta Perwakilan Perdagangan AS Robert Lightizer dan penasehat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow untuk membuka kembali perundingan TPP.

"Kami akan bergabung dengan TPP jika kesepakatan itu jauh lebih baik dari kesepakatan yang ditawarkan kepada Presiden Obama. Kami sudah memiliki kesepakatan bilateral dengan enam dari sebelas negara TPP, dan bekerja untuk membuat kesepakatan dengan negara-negara besar seperti Jepang yang telah memukul kami dalam perdagangan selama bertahun-tahun," ujar Trump dalam twitter pribadinya seperti dilansir Reuters, Ahad (15/4).

Pernyataan Presiden Trump tersebut ditanggapi skeptis oleh para pembuat kebijakan di Asia. Menteri Keuangan Jepang Taro Aso menyambut baik jika AS ingin kembali bergabung dalam TPP. Namun pernyataan Trump tersebut perlu diverifikasi dengan benar.

"Jika itu benar saya menyambutnya. Trump adalah orang yang bisa berubah tempramennya, jadi dia mungkin mengatakan sesuatu yang beda pada hari berikutnya," kata Aso.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull juga menyambut baik jika AS ingin kembali melanjutkan perundingan TPP. Namun, dia meragukan hal tersebut bisa terjadi.

Sebelumnya, Trump menentang dan mengkritik TPP sebagai kesepakatan yang tidak mengutungkan. Pada 2017, AS memutuskan untuk keluar dari anggota pakta perjanjian perdagangan tersebut. Adapun, TPP memiliki 11 negara anggota yang bertujuan untuk memotong hambatan perdagangan di kawasan Asia Pasifik. Pakta perjanjian perdagangan ini juga bertujuan untuk menghadapi pengaruh ekonomi dan diplomatik Cina.

AS bergabung dalam negosiasi TPP pada 2008. Kemudian pada 2016 pemerintahan Presiden Barack Obama mengabaikan upaya untuk mendorong perjanjian melalu Kongres. Partisipasi AS dalam perjanjian itu terlihat semakin tidak mungkin karena oposisi di Kongres AS.

Saat ini 11 negara yang tergabung dalam TPP tetap melanjutkan perundingan tanpa partisipasi AS. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mencatat kemajuan yang dibuat oleh para anggota TPP setelah AS hengkang dari perjanjian tersebut. Menurutnya, jika AS ingin kembali bergabung maka akan menjadi tantangan bagi perundingan TPP kedepannya.

"Jika AS ternyata benar-benar ingin bergabung kembali, itu dapat memicu proses baru, akan ada proses lain," ujar Ardern.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement