Ahad 15 Apr 2018 11:43 WIB

Prancis Peringatkan Bencana Kemanusiaan di Kota Idlib

Nasib Idlib harus diselesaikan oleh proses politik, termasuk melucuti milisi.

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Jean-Yves Le Drian
Foto: Reuters/Charles Platiau
Jean-Yves Le Drian

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian memperingatkan bencana kemanusiaan di Kota Idlib Suriah yang dikuasai pemberontak. Kota ini, bisa menjadi target berikutnya tentara Suriah.

Wilayah Idlib di barat laut tetap merupakan wilayah yang memikiki jumlah penduduk terbesar di tangan gerilyawan yang memerangi pemerintah Damaskus. Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan ribu pemberontak dan warga sipil telah melarikan diri ke sana dari beberapa serangan.

Le Drian mengatakan, jumlah penduduk di Idlib sebanyak dua juta. Ini termasuk ratusan ribu warga Suriah yang dievakuasi dari kota-kota yang dikuasai pemberontak yang direbut kembali oleh rezim Suriah.

"Ada risiko bencana kemanusiaan baru. Nasib Idlib harus diselesaikan oleh proses politik, termasuk melucuti milisi," kata Le Drian dalam wawancara dengan media Prancis Le Journal du Dimanche.

Dia menambahkan, bahwa Prancis juga akan tetap mengawasi situasi di Suriah timur laut, yang dibebaskan dari ISIS dengan bantuan Perancis. "Jangan lupa bahwa musuh utama kami tetap ISIS serta kelompok teroris lainnya yang saat ini berkumpul kembali di timur negara itu," kata Le Drian.

Para pemberontak yang mengendalikan Idlib termasuk faksi jihadis dan pemberontak FSA nasionalis. Kekuatan dominan yakni kelompok Tahrir al Sham. Ini merupakan sebuah aliansi Islamis yang dipelopori oleh bekas afiliasi al-Qaeda di Suriah.

Le Drian juga mengatakan, bahwa perlindungan Rusia terhadap Bashar al-Assad tidak dapat dibenarkan. "Ada penolakan realitas, dan dia telah melihat ini beberapa kali. Sudah pada 2013 dan kemudian lagi pada 2017, Rusia membantah bahwa rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia," katanya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement