REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tahun ini menyiapkan berbagai macam program untuk mengurangi risiko bencana di Indonesia. Hal ini disampaikan Direktur Baznas Tanggap Bencana, Ahmad Fikri saat menjadi pembicara dalam talk show 'Siap Siaga dengan Berbagi' dalam rangka memperingat Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) di Car Free Day, Thamrin, Jakarta Pusat, Ahad (15/4).
"Tahun ini kita akan lebih memperbanyak program pengurangan resiko bencana. Di antaranya adalah kita akan membangun 10 Kampung Tanggap Bencana (Katana) yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Fikri saat ditemui Republika.co.id usai menjadi pembicara.
Menurut Fikri, program kampung bencana tersebut sangat penting agar masyarakat selalu siap secara mandiri ketika ada bencana di kampungnya. Karena, menurut dia, pada intinya kesiapsiagaan harus dimulai dari diri sendiri.
"Segaimana kampanye hari ini (HKB), kesiapsiagaan harus dimulai dari diri sendiri. Kemudian akan mincul budaya sadar bencana. Nah ini menjadi penting dibangin di tengah-tengah komunitas," ucapnya.
Dia mengatakan, untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak bisa lagi hanya dengan memberikan pelatihan jangka pendek, tapi harus dilakukan secara menyeluruh. Karena itu, dalam melaksanakan kampung tanggap bencana tersebut Baznas juga melibatkan pemangku kepentingan di kampung yang memang rawan bencana.
"Kita bagi perannya, kita pahamkan tugasnya yang pada akhirnya mereka punya desain penyelrmematan mandiri jika terjadi bencana yang ada di kampung tanggap bencana itu. Plus kita juga kuatkan program pemberdayaan ekonomi yang miskin di sana," kata Fikri.
Selain akan membangun 10 Kampung Tanggap Bencana, tahun ini Baznas juga akan membangun 10 Madrasah Aman Tanggap Bencana (Mantab) dan akan menggalakkan program sekolah sungai.
"Kita ada lima proram sebenarnya untuk pengurangan risiko bencana. Yang pertama Katana, kedua ada sekolah sungai. Ketiga, ada Mantab. Yang keempat itu Baznas tanggap bencana Goes to School (BGS), satu lagi kita edukasi melalui loma untuk menggerakkan masyarakat untuk lebih memahami kesiapsiagaan," jelas Fikri.