REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Polres Kota Surakarta hingga saat ini masih melakukan penyelidikan kasus seorang suporter Bonek Mania, M (17) yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Solo usai terlibat ricuh dengan warga.
"Polisi sedang melakukan pengusutan penyebab kematian korban M yang diduga terlibat ricuh dengan warga saat perjalanan pulang usai mendukung timnya Persebaya berlaga di Bantul Yogyakarta," kata Kepala Polresta Surakarta Kombes Pol Ribut Hari Wibowo di Solo, Minggu.
Menurut Kapolres, pihaknya sudah menurunkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan untuk segera mengungkap kasus tersebut dengan meminta keterangan dari para saksi baik dari suporter maupun warga yang melihat kejadian.
Anggotanya bekerja secara profesional termasuk dengan meneliti video-video yang bereda di media sosial soal kejadian itu.
Kapolres menjelaskan, korban dibawa oleh teman suporter ke RSUD Dr Moewardi Solo, pada Sabtu (14/4) dini hari, tetapi jiwa korban tidak tertolong dan meninggal sekitar pukul 08.00 WIB.
Kapolres kemudian menyerahkan jenazah M kepada orang tua almarhum di RSUD Dr Moewardi, Jebres, Solo, Sabtu (14/4) malam.
Kendati demikian, Kapolres meminta agar para Bonek Mania mempercayakan kasus itu kepada kepolisian. Polisi bekerja maksimal untuk segera melakukan penyidikan secara profesional.
Rombongan supoter Bonek Mania dengan menumpang truk hendak pulang ke Surabaya melalui Kota Solo seusai mendukung Persebaya bertanding melawan PS TIRA di Bantul.
Menurut Wakil Kepala Polres Surakarta AKBP Andy Rifai, dari keterangan para saksi suporter Bonek saat ribut dengan warga tidak mengetahui lokasinya karena terjadi pada malam hari.
Namun, lanjut Wakapolres, ada sejumlah lokasi penyerangan yang dilakukan sekelompok warga terhadap Bonek yang diangkut menggunakan truk tersebut saat perjalanan dari Bantul hingga Solo.
"Saksi tidak hafal titik-titik kejadian ricuh karena kondisi malam hari," katanya.