Ahad 15 Apr 2018 20:36 WIB

Paus Fransiskus Kecewa terkait Serangan Sekutu ke Suriah

Paus mengaku terganggu terkait situasi di dunia saat ini.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Citra Listya Rini
Paus Fransiskus
Foto: EPA/Alesasandro Di Meo
Paus Fransiskus

REPUBLIKA.CO.ID,  KOTA VATIKAN -- Paus Fransiskus meminta para pemimpin dunia untuk memformulasikan upaya baru untuk mewujudkan perdamaian di Suriah. Paus mengaku terganggu dengan kegagalan pemimpin dunia untuk menghindari pertumpahan darah di negara tersebut.

"Saya meminta kembali kepada semua pemimpin politik agar keadilan dan kedamaian dapat terwujud," kata Paus ke-266 itu seperti dikutip Reuters, Ahad (15/4).

Paus mengaku terganggu terkait situasi dunia saat ini. Dia mengatakan, pemimpin dunia tidak berhasil menyepakati tidakan bersama untuk membuat perdamian di Suriah dan belahan dunia lain meskipun instrumen atau alat-alat yang ada bagi komunitas internasional sudah tersedia.

Prancis dan Inggris telah membantu AS untuk meluncurkan sekitar 105 rudal ke Suriah. Serangan dilakukan sebagai respon terkait dugaan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah yang dibantu oleh Rusia.

Paus mengecam laporan penggunaan senjata kimia gas beracun yang digunakan di Douma, Ghouta Timur pada pekan lalu. Dia mengatakan, pemakaian senjata kimia merupakan 'instrumen pemusnahan' yang tidak dapat dibenarkan.

Sementara itu, Pentagon menyatakan, serangan tersebut membidik tiga fasilitas senjata kimia di Suriah termasuk fasilitas riset dan penembangan senjata. Serangan difokuskan ke Damaskus, distrik Barzeh dan dua instalasi lainnya yang berada di dekat kota Homs.

Serangan tersebut menjadi intervensi terbesar yang penah dilakukan sukutu terkait perang di Suriah yang melibatkan Presiden Bashar al Assad dan Rusia. Namun, Sekutu mengatakan, serangan dilakukan guna melemahkan kemampuan senjata kimia Suriah dan bukan untuk menggulingkan Assad atau mencampuri perang di kawasan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement