REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku optimistis 40 persen kepadatan terurai dengan pemberlakuan ganjil-genap di Pintu Tol Tangerang dan Kunciran mulai Senin (16/4). Kebijakan itu diyakini bakal mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum.
"Kalau di Bekasi bisa 36 persen, di sini bisa 40 persen dengan rata-rata 1.500 kendaraan per jam sibuk," kata Budi saat meninjau di Pintu Tol Kunciran, Tangerang, Ahad (15/4).
Budi menjelaskan pemberlakuan pembatasan di dua ruas tol di Tangerang karena melihat kesuksesan yang diberlakukan di Pintu Tol Bekasi. Sebanyak 36 persen masyarakat beralih ke angkutan umum dan kecepatan meningkat 22 persen.
"Ini menunjukkan contoh yang baik, oleh karenanya kita ingin sekali mengedukasi masyarakat dengan satu cara-cara yang baik," katanya.
Budi mengatakan masyarakat bisa beralih ke angkutan umum kereta ataupun bus eksekutif yang sudah disediakan pemerintah melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Rencananya, akan ada satu lajur khusus untuk bus.
"Transportasi massal adalah satu yang kita upayakan, sekarang kita menggunakan bus. Saya juga mencatat informasinya, PPD, Sinar Jaya, Royal Premium, hasilnya bagus. Bisa dibayangkan dengan jalur khusus akan lebih bagus lagi, harapan kita semuanya minimal 50 persen masyarakat menggunakan transportasi massal," katanya.
Menurut dia, dengan adanya akses kereta rel listrik (KRL) di daerah Tangerang, maka akan semakin mempermudah masyarakat karena bisa memuat banyak penumpang. Untuk itu, dia meminta operator, dalam hal ini, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk menambah armada agar bisa mengangkut lebih banyak penumpang karena saat ini sudah berdesakan di jam sibuk.
Bukan hanya dengan sistem ganjil-genap, pembatasan juga berlaku bagi angkutan barang dengan tiga sumbu lebih. "Insya Allah ini berhasil, ya saya senang kita semua kompak menyelesaikan masalah konektivitas ini," katanya.