Ahad 15 Apr 2018 20:56 WIB

Jembatan Penghubung Desa di Cianjur Putus

Bagian tengah jembatan yang langsung amblas akibat hujan.

Jembatan penghubung desa (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Jembatan penghubung desa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Jembatan penghubung Desa Cirumput dan Talaga, Kecamatan Cugenang putus, akibatnya ribuan warga dari kedua desa sulit untuk beraktifitas seperti biasa terutama pelajar.

Bagian tengah jembatan yang langsung amblas akibat hujan yang turun deras dan meluapnya air sungai dibagian bawah jembatan, tidak menyebabkan korban jiwa. Namun aktifitas warga terhambat karena jembatan merupakan akses utama. 

Kepala Desa Cirumput, Beni Irawan mengatakan, jembatan tersebut merupakan akses utama warga dari Cirumput ke Talagasari atau sebaliknya. "Putus Sabtu, sehingga warga sulit aktivitas terutama untuk membawa hasil buminya ke kota. Jembatan tersebut setiap harinya banyak dilalui warga dari kedua desa terutama pelajar yang hendak pulang pergi sekolah,” kata Beni, Ahad (15/4).

Akibatnya kendaraan roda empat dan dua tidak dapat melintas selang satu hari jembatan putus. Namun, menjelang siang muspika dan warga membuat jembatan darurat dari bambu anyam agar dapat dilalui sepeda motor.

Pihaknya dan ribuan kepala keluarga dari kedua desa tersebut, berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera memperbaiki jembatan yang putus tersebut karena untuk aktifitas ekonomi warga harus memutar jalan dengan jarak lebih jauh.

"Kalau statusnya jalan kabupaten, sehingga dinas terkait kami harapkan segera membangun kembali jembatan tersebut karena merupakan akses utama warga untuk beraktifitas dan ekonomi,” kata dia.

Bahkan pihaknya juga berharap dinas terkait memantau jembatan lainnya di wilayah Cugenang yang kondisinya memprihatinkan dan setiap saat dapat saja putus dan amblas. 

"Jembatan ini pun sudah diusulkan untuk perbaikan dan perawatan sejak beberapa tahun lalu, namun tidak mendapat respons dari Pemkab Cianjur. Harapan kami dinas terkait cepat tanggap jangan sampai menunggu korban baru diperbaiki,” kata dia. 

Sementara jembatan Cigugur penghubung dua Kecamatan Tanggeung dan Cijati yang ambruk tujuh hari yang lalu semakin parah. Jembatan sepanjang 10 meter dengan lebar 4 meter kedalaman kurang lebih 8 meter, belum mendapat perhatian pemda. 

Akibatnya warga di kedua desa yang dilintasi jembatan dengan status milik kabupetan itu, harus berjalan memutar dengan jarak belasan kilometer untuka melakukan aktifitas sehari-hari.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement