REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Dukungan untuk Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe terus mengalami penurunan. Penurunan elektabilitas ini akibat tuduhan Abe telah melakukan tindakan kronisme.
Survei yang dilakukan oleh televisi swasta Nippon TV yang dirilis Ahad, (15/4) menunjukan dukungan untuk Abe hanya sebesar 26,7 persen. Ini merupakan angka terendah sejak ia menjabat pada Desember 2012.
Survei lain yang dirilis oleh kantor berita Kyodo menempatkan dukungan Abe sebesar 37 persen. Angka ini turun 5,4 poin. Peringkat penolakan naik menjadi hampir 53 persen.
Hampir empat perlima dari responden yang disurvei mengaku tidak puas dengan penjelasan Abe tentang skandal yang melibatkan teman dekatnya untuk membuka sekolah kedokteran hewan.
Mantan menteri kabinet Shigeru Ishiba, yang ingin menantang Abe menduduki puncak daftar politisi yang paling cocok untuk menjadi perdana menteri berikutnya, dengan 26,6 persen suara.
Anggota parlemen muda LDP populer, Shinjiro Koizumi, putra mantan perdana menteri Junichiro Koizumi, menduduki peringkat kedua dengan 25,2 persen, diikuti oleh Abe di tempat ketiga dengan 18,3 persen.
Jajak pendapat ini dirilis menjelang KTT Abe pekan ini dengan Presiden AS Donald Trump. Abe dan Trump akan membahas masalah ancaman nuklir dan rudal Korea Utara serta masalah perdagangan
Penurunan elektabilitas ini meningkatkan keraguan terkait peluang Abe dalam memenangkan masa jabatan ketiga sebagai pemimpin Partai Liberal Democratic (LDP).
LDP memimpin dalam pemungutan suara September lalu. Abe perlu menang sebagai pemimpin LDP agar tetap menjabat sebagai perdana menteri. Atau Abe dapat mengundurkan diri sebelum pemilihan partai.
Jika Abe menang sebagai pemimpin LDP maka ini akan membuat Abe menjadi perdana menteri terlama di Jepang. Abe telah menjadi perdana menteri sejak 2012.