Senin 16 Apr 2018 08:05 WIB

Pendukung Kemerdekaan Katalunya Demonstrasi di Barcelona

Mereka menyerukan pembebasan para pemimpin separatis yang dipenjara.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Ekspresi warga Katalunya setelah hasil voting parlemen lokal Katalunya memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan Republika Katalunya.
Foto: Emillio Morenatti/AP
Ekspresi warga Katalunya setelah hasil voting parlemen lokal Katalunya memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan Republika Katalunya.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ratusan ribu pendukung kemerdekaan Katalunya membanjiri jalan-jalan di Barcelona pada Ahad (15/4). Mereka menyerukan pembebasan para pemimpin separatis yang dipenjara setelah putusan pengadilan tertinggi menggagalkan upaya mereka memilih seorang pemimpin regional.

Sekitar 350 ribu demonstran memenuhi beberapa bagian utama kota. Mereka melambaikan bendera dan mengenakan pakaian kuning untuk mendukung pemimpin separatis yang dipenjara. Di antara politikus yang menghadapi tuduhan pemberontakan adalah Jordi Sanchez, kandidat terbaru yang diajukan oleh anggota parlemen Katalunya untuk menjadi pemimpin wilayah tersebut.

Perjuangan Katalunya memiliki seorang pemimpin dimulai setelah menyatakan kemerdekaan pada Oktober. Pengadilan-pengadilan Spanyol memutuskan deklarasi itu ilegal. Madrid mengambil kendali langsung atas wilayah tersebut dan menyerukan pemilihan baru.

Pekan lalu, hakim Mahkamah Agung Pablo Llarena menolak membebaskan Carles Puigdemont dari penjara. Ia menghadapi tuntutan hukum selama 25 tahun penjara karena pemberontakan. Jika seorang pemimpin baru tidak ditentukan sebelum akhir Mei, Katalonia akan dipaksa untuk mengadakan pemilihan lain.

Puigdemont mengatakan, wilayah tersebut harus menghindari proses pemilihan. "Ini kewajiban kami untuk mencari cara dalam menghindari pemilihan lebih lanjut. Tapi, tidak mungkin tidak ada risiko karena ada pihak lain yang terlibat dan itu adalah Pemerintah Spanyol," kata Puigdemont dalam sebuah wawancara dengan TV3 yang direkam di Berlin dan disiarkan pada Ahad malam.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement