REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Komunitas Muslim di Hong Kong telah mengumpulkan 300 ribu dolar Hong Kong untuk biaya pembangunan sebuah masjid. Pembangunan masjid tersebut telah mengalami penundaan selama bertahun-tahun.
"Perlahan-lahan tapi pasti jumlah uang yang kami butuhkan terkumpul," kata Bendahara Perkumupulan Asosiasi Muslim Hong Kong Nadia Castro dilansir di South China Morning Post, Senin (16/4).
Asosiasi tersebut berusaha mengumpulkan 10 juta dolar Hong Kong sepanjang tahun ini. Konstruksi akan dibangun di kawasan Sheung Shui, New Territories, tempat komunitas Muslim lokal terus berkembang, namun belum ada masjid yang dibangun.
"Bersamaan dengan arus imigran serta masuknya lebih banyak Muslim di Hong Kong, sangat diperlukan memiliki tempat berkumpul, bukan hanya untuk keperluan religius tetapi juga untuk acara sosial," kata Castro.
Ia mengatakan, organisasinya juga berkaitan dengan kegiatan sosial. "Kami memiliki sekolah, rumah untuk lansia, serta pelayanan lainnya. Itulah mengapa proyek ini sangat penting, bukan hanya untuk masjid tetapi juga pusat kegiatan sosial," kata dia.
Di kota tersebut, diperkirakan ada 250 ribu hingga 300 ribu umat Muslim. Banyak dari mereka berasal dari negara tetangga seperti Pakistan, India, atau Malaysia dan pekerja domestik dari Indonesia yang cukup banyak. Umat Muslim yang beretnis Cina diperkirakan sebanyak 40 ribu.
Hong Kong saat ini memiliki lima masjid permanen dan satu masjid sementara, serta puluhan sekolah Islam. Kurangnya tempat beribadah telah membuat umat Muslim menunaikan ibadahnya di lokasi ibadah sementara.
Proyek masjid di Sheung Shui mulai diusulkan pada 1990-an. Asosiasi Muslim Hongkong pada 2006 telah membeli sebidang tanah dari pemerintah seharga 9,8 juta dolar Hong Kong. Rencananya, proyek tersebut akan selesai pada 2011.
Tanah yang telah dibeli Asosiasi Muslim Hong Kong dari pemerintah untuk pembangunan masjid dan pusat komunitas baru. Namun, pembangunannya mangkrak selama lebih dari dua dekade. (South China Morning Post)
Meskipun demikian, masjid tersebut tidak pernah berhasil dibangun disebabkan kurangnya dana. Sementara itu, pemerintah setempat mengenakan denda lokal karena pembangunan masjid tidak selesai tepat waktu.
Arab Saudi pada 2009 berjanji akan membantu keuangan pembangunan tersebut. Namun, sekitar dua tahun lalu Arab Saudi mengatakan tidak bisa mendukung pembangunan masjid karena harga minyak global yang turun.
"Kami menerima surat pada 2016, mereka memiliki kesulitan ekonomi. Kami mencoba bernegosiasi dengan mereka, namun kami belum mendengar kelanjutannya lagi," kata Castro.
Tidak memiliki biaya, asosisasi tersebut kemudian membuat sebuah kampanye awal tahun ini untuk mengumpulkan uang dan membangun masjid tersebut. Rencana bangunan masjid yang akan dibangun juga didesain kembali agar membutuhkan biaya yang lebih sedikit.
Castro mengatakan, desain yang baru lebih ideal untuk mengintegrasikan program anak-anak muda. "Daripada mengambil orang dari luar yang belum tentu berkualifikasi, kenapa tidak melatih anak-anak muda kita?" ujar dia.
Ia menambahkan asosiasinya sebelumnya bernegosiasi dengan institusi lokal tentang bagaimana mengembangkan program pelatihan anak muda yang difokuskan untuk penanganan terhadap lansia. Nantinya, biaya final pembangunan masjid sudah ditambahkan dengan rumah lansia dengan 200 tempat tidur diperkirakan sebesar 360 juta dolar Hong Kong.
Namun, hal tersebut sedang dievaluasi ulang. Asosiasi akan menggelar acara penggalangan dana pada 11 Mei di aula Masjid Wan Chai.