REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- India menjadi salah satu negara dengan perekonomian yang melonjak pada kuartal akhir 2017. Raksasa Asia Selatan ini berpotensi mencapai tingkat pertumbuhan hingga dua digit.
Ketua dan Direktur Pelaksana di raksasa listrik India, Havells, Anil Rai Gupta mengatakan, pertumbuhan ini mendapat dukungan regulasi yang mendukung manufaktur untuk menciptakan lapangan kerja. Selain itu, pemerintah juga telah membuat kebijakan yang memudahkan dunia bisnis.
"Untuk mencapai PDB sebesar 10 persen, India membutuhkan sektor jasa yang tumbuh mendekati 20 persen. Fundamental ekonomi India cukup kuat untuk mencapai angka itu," ujar Anil dilansir CNBC, Senin (16/4).
Pemerintah India tengah berupaya untuk meningkatkan industri di dalam negeri melalui kampanye Make in India. Hal ini dinilai akan menarik pola konsumsi yang lebih baik dan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi India menuju angka dua digit. Adapun, India adalah negara terpadat di dunia setelah Cina yakni sebesar 1,3 miliar orang.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah menerapkan dua perubahan ekonomi besar dalam 18 bulan terakhir. Pada Juli tahun lalu, pemerintah India menerapkan kebijakan pajak barang dan jasa untuk mendorong sektor manufaktur di dalam negeri.
Di sisi lain, seorang ahli ekonom India di American Enterprise Institute, Derek Scissors mengatakan, India memiliki jumlah tenaga kerja dan bonus demografi yang mumpuni untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, dia menilai bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif. "Sebagian besar angkatan kerja terjebak di sektor-sektor kecil yang tidak memberikan nilai tambah," kata Scissors.