REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang Jepang memanggil masjid yang terletak di Nakayamate Dori, Chuo-ku, Kobe, ini dengan sebutan Kobe-kaikyo-jiin atau Kobe-mosuku. Sedangkan nama aslinya adalah Masjid Muslim Kobe. Masjid ini merupakan masjid tertua di Jepang. Sampai sekarang, Masjid kebanggaan Muslim Jepang ini tetap kokoh berdiri dan dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Islam sekaligus tempat kegiatan keagamaan Muslim Kobe.
Berada di salah satu kawasan paling terkenal di Kobe, dengan dua buah menara kembar dan kubah besarnya, masjid ini berdiri kokoh dan anggun di antara bangunan-bangunan berarsitektur Eropa lainnya. Sejarah pendirian masjid ini tidak dapat terlepas dari kedatangan para pedagang Muslim yang berasal dari wilayah India dan Timur Tengah ke Kota Kobe seabad lalu.
Jumlah para pedagang Muslim yang tinggal di Kobe pada awal 1900-an masih terbilang sedikit. Mereka biasa melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan di rumah-rumah atau aula hotel. Pada 1920-an jumlah komunitas Muslim di Kobe kian meningkat.
Selain jumlah kedatangan para pedagang beserta keluarganya dari India dan Timur Tengah yang terus meningkat, hal ini disebabkan juga oleh kedatangan Muslim Tartar yang berasal dari Rusia dan Asia Tengah. Mereka datang ke Kota Kobe untuk menghindari Revolusi Bolshevik pada saat Perang Dunia I. Tekanan dari rezim komunis memaksa Muslim Tartar keluar dari negara asalnya.
Banyaknya jumlah komunitas Muslim Kobe pada saat itu, membuat mereka harus segera memutuskan untuk mendirikan masjid sebagai tempat ibadah. Pada 1928 dibentuklah Komite Muslim Kobe. Para pedagang dari India dan Timur Tengah yang sering bepergian keluar-masuk Jepang terus meminta donasi dari para pedagang lainnya untuk biaya pembangunan Masjid. Enam tahun kemudian akhirnya komite ini mengumpulkan dana sebesar 118.774,73 yen.
Sumbangan terbesar diberikan oleh perusahaan-perusahaan dari India, Konsulat Mesir, Konsulat Afghanistan, serta sumbangan dari Asosiasi Muslim Tartar-Turki. Pada Jumat, 30 November 1934, pembangunan masjid dimulai. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Mr Muhammad Bochia selaku penanggung jawab pembangunan masjid.