Selasa 17 Apr 2018 14:38 WIB

Hendri: Jokowi Masih Harus Naikkan Elektabilitas

Pengamat menilai, Jokowi harus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Bayu Hermawan
Hendri Satrio
Foto: Dokpri
Hendri Satrio

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi Hendri Satrio menjelaskan, Jokowi harus bekerja keras untuk menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Meski maju sebagai calon pejawat, Jokowi masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, termasuk melunasi hutangnya saat kampanye pada Pilpres 2014.

Dari hasil survei KedaiKOPI yang dirilis pada Oktober 2017, rakyat masih mengeluhkan masalah ekonomi (kebutuhan pokok, BBM dan listrik mahal) serta masalah kebutuhan lapangan kerja. "Ini yang menghambat Jokowi untuk meraih elektabilitas tinggi menjelang Pilpres 2019," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (17/4).

Sejauh ini, elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden (Capres) masih berkutat di angka 35,1 persen. Jumlah ini didapatkan Hendri saat mengajukan pertanyaan terbuka kepada responden 1135 responden di 34 propinsi. Meski membuat Jokowi berada di posisi teratas, persentase tersebut masih terbilang rendah sebagai seorang petahana.

Untuk bisa meningkatkan elektabilitas, Jokowi harus segera menyelesaikan pekerjaan rumah dan menunaikan janjinya ketika kampanye termasuk terkait utang Indonesia. Jokowi juga harus fokus ke ekonomi dan penegakan hukum yang saat ini masih kerap dipertanyakan masyarakat terkait konsistensinya.

"Terakhir, bagaimana menyelesaiakn isu keberagaman yang saat ini terus panas di masyarakat," kata Hendri.

Tapi, elektabilitas rendah tak berarti membuat Jokowi kalah. Hendri menuturkan, potensi Jokowi terbilang besar apabila kelak hanya berhadapan dengan Prabowo. Dalam pertanyaan terbuka juga, Prabowo berada dalam posisi kedua yang diandalkan sebagai capres dengan 12,0 persen. Diikuti sejumlah nama lainnya, Gatot Nurmantyo (1,1 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (0,7 persen) dan TGB zainul Majdi (0,5 persen).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement