REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak memungkiri masih ada kemungkinan partai politik (parpol) lain di luar PKS dan Partai Gerindra yang menjalin komunikasi politik untuk membentuk koalisi untuk pilpres 2019 mendatang. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menuturkan, hal itu masih mungkin terjadi, walaupun Gerindra dan PKS ia yakini masih terus bersama.
“Yang namanya poltik kalau ditanya peluang itu, ya ada peluang. Ada berapa persen, ya mungkin hanya 10 persen. Sebanyak 90 persennya, Gerindra bersama PKS. Dengan Prabowo capresnya dan PKS dengan sembilan nama sebagai cawapres,” kata Mardani ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (17/4).
Ia meyakini hal itu sebab komunikasi politik yang terjalin antara Partai Gerindra dan PKS sudah sangat mendalam. Beberapa musyawarah yang telah dilakukan dengan kedua belah pihak, arah perpolitikan masih kepada pemilihan cawapres yang akan diambil dari kesembilan nama yang diajukan oleh PKS.
Sebab, kata dia, Partai Gerindra dan PKS merupakan dua partai yang saling membutuhkan. “Karena semua tidak ada yang punya full tiket. Kita semuanya sharing tiket. Kedua-duanya bila digabung, ya jadi 20 persen,” kata dia.
Ia menuturkan, kedua partai pun membuka komunikasi politik dengan parpol yang lain sebab hal itu merupakan hal yang wajar. Dari kemungkinan-kemungkinan itu, kata dia, akan tetap dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai keputusan akhir.
“Tapi sudah menjadi etika PKS semua selalu musyawarah. Karena PKS itu bukan jenis yang egois. Jadi, saya tidak ingin berandai-andai, tapi musyawarah selama ini, Gerindra dengan PKS,” ungkapnya.
Karena itu, menurut dia, tak ada keraguan bagi Gerindra untuk mengambil nama dari sembilan orang yang diajukan menjadi cawapres pendamping Prabowo. Walaupun pihaknya masih terus membuka komunikasi politik dari partai politik lain.