Selasa 17 Apr 2018 18:03 WIB

Kuartal I 2018, NPF Home Credit 0,49 Persen

Rendahnya kredit macet mendorong ekspansi pasar di Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Kantor Home Credit
Foto: Erik Purnama Putra/Republika
Kantor Home Credit

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Hingga akhir Maret 2018 lalu Home Credit Indonesia, salah satu pemain besar pembiayaan multiguna, mencatatkan kredit macet atau Non-Performing Financing (NPF) sebesar 0,49 persen. Angka ini lebih rendah dibanding NPL Gross yang dicatatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 2,88 persen pada Februari 2018 lalu. Sementara NPL Nett berada di posisi 1,2 persen.

CEO PT Home Credit Indonesia, Jaroslav Gaisler, mengungkapkan bahwa rendahnya kredit macet yang dicapai perusahannya merupakan hasil pemetaan masalah yang sudah dilakukan sejak 1999 lalu. Seiring berjalannya waktu, lanjutnya, tim internal perusahaan berhasil melalui 'paceklik' ekonomi dunia. Home Credit bahkan bisa memetakan jenis-jenis nasabah, apakah taat, taat tapi terkendala keuangan, atau memang tidak taat sejak awal mengajukan kredit.

"Plus pengalaman handle 70 juta nasabah. Ada case yang gagal dan case yang bagus kami kombinasikan. Karakteristik konsumen kurang lebih sama, mau di Cina, India, Indonesia, semua sama," jelas Jaroslav, Senin (16/4).

Rendahnya kasus kredit macet juga mendorong Home Credit mengekspansi pasarnya di Indonesia, termasuk di Sumatra Barat. Home Credit berencana mengekspansi pasarnya ke Kota Bukittinggi setelah menggaet 16.500 pelanggan di Kota Padang dengan pembiayaan mencapai Rp 45 miliar.