Selasa 17 Apr 2018 18:36 WIB

Menhub akan Identifikasi Penyebab Ambrolnya Jembatan Widang

Menhub juga menyatakan keprihatinannya akibat peristiwa itu.

Petugas mengevakuasi truk di lokasi jembatan Widang yang runtuh, Tuban, Jawa Timur, Selasa (17/4).
Foto: Antara/Aguk Sudarmojo
Petugas mengevakuasi truk di lokasi jembatan Widang yang runtuh, Tuban, Jawa Timur, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan akan segera mengidentifikasi penyebab ambrolnya jembatan Babat-Widang, yang menghubungkan Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Menhub juga menyatakan keprihatinannya akibat peristiwa itu.

"Bagi Kementerian Perhubungan memang akan melakukan identifikasi berkaitan dengan ambruknya jembatan itu, bagaimana itu bisa terjadi," kata Menhub Budi Karya Sumadi di Kompleks Bandara Kertajati, Majalengka, Selasa (17/4).

Pihaknya sendiri menyatakan sangat prihatin atas kejadian yang menimpa pada jembatan kembar melintasi Bengawan Solo itu pada Selasa, 17 April 2018 sekitar pukul 11.05 WIB. Setelah kejadian itu, pihaknya bersegera merancang rekayasa lalu lintas untuk memberikan alternatif jalan bagi masyarakat.

"Jadi kami akan membuat suatu rekayasa lalu lintas untuk memberikan alternatif jalan bagi aktivitas di sana," ujarnya.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam hal ini Komite Keselamatan Konstruksi untuk mekanisme lanjutan. "Sedangkan berkaitan dengan bagaimana selanjutnya jembatan itu tentunya mekanisme di PU itu ada komite keselamatan konstruksi," katanya.

Terkait kemungkinan hambatan bagi arus mudik, Budi mengatakan akan segera memetakan dan mengevaluasi persoalan itu sesegera mungkin. "Arus mudik akan kita 'mapping' akan kita evaluasi kita akan memberikan suatu solusi lewat mana para pengguna lalu lintas," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembangunan Jalan Bina Marga Kementerian PUPR A. Ghani Ghazali Akman mengatakan runtuhnya jembatan tersebut disebabkan karena usia jembatan yang sudah lebih dari 30 tahun.

"Jadi memang yang terjadi itu adalah runtuhnya jembatan karena kalender jembatan itu yang sudah cukup lama dari dulu memang sudah ada jembatan itu dan diduplikasi oleh jembatan rangka, rangkanya sekarang masih berdiri tidak jatuh," imbuhnya.

Pihaknya melalui Komite Keselamatan Konstruksi akan mempelajari kasus tersebut dan bersegera memperbaiki agar dapat beroperasi kembali. Ia mengatakan, pada dasarnya jembatan ini memang sudah diprogramkan untuk diganti bersamaan dengan jembatan serupa di jalur Pantura dari mulai Jawa Barat hingga Jawa Timur. "Nanti akan segera diperbaiki," ucapnya.

Kejadian yang membuat jembatan ambrol itu mengakubatkan satu unit truk bermuatan limbah smelter, dua unit truk tronton bermuatan pasir, dan satu sepeda motor tercebur ke Bengawan Solo. Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa yang tak lain adalah sopir truk.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement