REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Agama RI mengajak tokoh-tokoh umat beragama untuk aktif dalam menggunakan media sosial sebagai sarana memberikan pemahaman keagamaan yang moderat. Tak dipungkiri di media sosial banyak penggiat medsos yang menebarkan pemahaman-pemahaman agama radikal.
Di sisi lain, kata Kepala Bidang Harmonisasi Umat Beragama, Pusat Kerukunan Umat Beragaman Kemenag RI, Wawan Djunaedi, banyak pengguna medsos lain yang tak sependapat justru mengabaikan dan tak melakukan konter dari artikel-artikel yang dinilai berpotensi memecah belah persatuan dan merusak kerukunan umat beragama. "Banyak informasi yang berseliwetan di situ tak bisa dipertanggungjawabkan, kita mengajak bersama supaya paham moderat kita itu dicuitkan di medsos-medsos," katanya dalam Workshop Pengembangan Wawasan Multikultural Bagi Tokoh Agama dan Mahasiswa di Sunan Hotel Solo pada Selasa (17/4).
Wawan ingin para tokoh agama secara langsung memberikan tanggapan jika menemukan artikel-artikel di media sosial yang berisi pemahaman radikal. Dengan begitu, netizen atau warga media sosial dapat memperoleh wawasan perbandingan terhadap isi artikel yang dipublikasikan sebelumnya.
Dia berharap, dengan aktifnya para tokoh agama menggunakan media sosial, selain dapat memperluas jangkauan terhadap umat juga untuk mengcounter pemahaman-pemahaman radikal.