REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi meminta warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Langkah tersebut diperlukan untuk mencegah munculnya korban jiwa saat terjadi bencana.
"Dari hasil survei yang kami peroleh, korban bencana selamat paling besar karena kesiapsiagaan diri sendiri sekitar 34.9 persen," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan, Selasa (17/4).
Selain itu, korban selamat karena adanya pertolongan keluarga 31,9 persen dan tetangga 28,1 persen. Hal ini, kata Zulkarnain, menunjukkan perlunya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di tengah masyarakat. Khususnya mulai dari diri sendiri, keluarga, dan tetangga.
Menurut Zulkarnain, upaya kesiapsiagaan ini terus didorong untuk mencegah timbulnya korban jiwa akibat bencana. Oleh karena itu pada 2017 lalu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadikan 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Pada 26 April itu bertepatan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
"Penetapan Hari Kesiapsiagaan Bencana ini untuk membudayakan latihan secara terpadu menghadapi bencana," jelas Zulkarnain.
Zulkarnain berharap. dengan meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan masyarakat di daerah, maka target masyarakat yang tangguh bencana dapat terwujud. Khususnya di daerah yang rawan terjadi bencana. "Upaya kesiapsiagaan menjadi kunci keselamatan ketika terjadi bencana. Dalam artian kesiapsiagaan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langka tepat guna dan berdaya guna."
Zulkarnain mengatakan, langkah kesiapsiagaan ini memerlukan dukungan dari semua elemen masyarakat. Sehingga potensi munculnya kerugian materiil maupun korban jiwa bisa ditekan.