REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi mengaku siap mengirimkan pasukan ke Suriah. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, hal tersebut akan dilakukan jika mereka mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat (AS).
"Kami sudah berdikusi dengan AS dan dari awal krisis Suriah kami sudah berniat mengirimkan pasukan," kata Menteri al-Jubeir, Rabu (18/4).
Kesiapan pengiriman pasukan itu disampaikan al-Jubeir di hadapan Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Al-Jubeir mengungkapkan, sebenarnya pengiriman pasukan tersebut sudah sempat ditawarkan saat masa pemerintahan Barrack Obama.
Baca juga: DK PBB tak Berhasil Mengutuk Serangan Amerika ke Suriah
Dikutip dari laman Express, al-Jubeir mengungkapkan bahwa pendapatnya itu setelah pengiriman rudal oleh sekutu ke Suriah. Serangan dilakukan sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia di Douma. Komentar dia juga diutarakan menyusul permintaan pembentukan militer oleh AS.
Selepas serangan itu, Presiden AS Donald Trump meminta negara-negara arab untuk membentuk kekuatan militer yang mampu mengawasi keamanan di kawasan menggantikan Negeri Paman Sam. Lebih jauh, pembentukan kekuatan militer itu guna memastikan keamanan regional, menyusul kekalahan ISIS di Suriah.
Trump juga meminta Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar untuk mengerahkan pasukan mereka ke dalam kekuatan militer tersebut. Meski demikian, al-Jubeir mengatakan, pengiriman pasukan akan dilakukan jika AS yang memimpin koalisi operasi militer di Suriah.
Al-Jubeir mengatakan, Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan lama berkuasa di negara tersebut. "Tidak diragukan lagi Bashar al-Assad akan lengser, entah secara proses politik atau kekuatan," kata al-Jubeir.